Adrien Broner Menang Walau Kalah 300 Pukulan dari Jovanie Santiago, Kontroversi Nyata Dunia Tinju?

Waktu.news | Kemenangan Adrien Broner atas Jovanie Santiago memicu perdebatan kritikus. Setelah Broner berhasil menang tanpa satu pun pukulan di ronde pertama, bahkan Santiago unggul lebih dari 300 pukulan hingga duel usai. Bagaimana bisa?

Santiago diyakini menang di ronde pertama

Duel berlangsung pada Sabtu malam antara Adrien Broner yang membawa rekor (33-4-1, 24 KO) menghadapi Javien Santiago (14-0-1, 10 KO).

Gaya Broner pada duel ini seperti biasanya menunggu waktu yang tepat untuk mendaratkan pukulan dan mempertahankan punggungnya di tali ring. 

Sedangkan Santiago menebak-nebak dan berhasil melakukan pukulan bagus ke tubuh.

Tercatat, Broner mencoba 12 kali pukulan tanpa satu pun yang berhasil. Beda halnya dengan Santiago sebanyak 17 percobaan, 3 pukulannya berhasil.

Namun juri memutuskan Broner berhak unggul atas Santiago dengan skor 10-9.

Kemenangan ‘Comeback’ Broner yang dipertanyakan

Ketika ronde 12 usai, statistik mencatatkan 697 pukulan dari Santiago dan Broner melepaskan 338 pukulan. Lagi-lagi juri sepakat memenangkan Broner dengan skor (117-110, 116-111, 115-112).

Bersamaan dengan usainya laga itu, banyak muncul tweet yang kesal dengan keputusan tersebut  dan sepakat bahwa Santiago lah yang memenangkan pertarungan.

Salah satu tweet dari akun @JimKarasBoxing mengatakan ‘The Legend of Adrien’ beserta statistik lengkap pertarungan tinju semalam dan telah dibalas sebanyak 15 akun lainnya yang mendukung Santiago layak menang pada duel itu.

Di sisi lain, Adrien Broner yang telah menjuarai 4 gelar divisi akhirnya meraih kemenangannya kembali, setelah dihancurkan oleh Manny Pacquiao pada tahun 2019.

Bagaimana juri menilai kemenangan kontroversi Borner?

Anda mungkin tidak setuju dengan pendapat ini, tapi secara teoritis penilaian juri di atas adalah keputusan yang tepat.

Juri tinju di Amerika Serikat didorong untuk menilai dari sisi Agresi, Efektif, Pertahanan, Ring Generalship, Clean, dan Pukulan Keras.

Kasus sama pernah terjadi ketika pertarungan yang dilakukan oleh Willie Pep, sosok tinju yang dikenal sebagai seniman pertahanan.

Kita juga bisa melihat dari petinju tak terkalahkan Floyd Mayweather yang hampir memiliki kemiripan gaya bertarung dengan Broner.

Ya, sekali lagi. Banyak pihak membantah hal ini termasuk Anda sebagai penggemar tinju.

Tapi, apakah Borner dapat membenarkan teori tersebut?

Dari sisi Agresi, kita sepakat bahwa Santiago unggul di penilaian ini, setelah melayangkan banyak pukulan bagus kepada Broner.

Tapi kualitas dari Broner mampu merubah perspektif juri  dengan memenangkannya di 5 poin lainnya.

Menurut Dzan.com, Broner memulai aksinya pada ronde ke 7. Ketika ia memanfaatkan hook kiri dan mencoba kombinasi untuk mencuri putaran dari Santiago yang melakukan jab dan hook kiri untuk mengincar tubuh Broner.

Broner akhirnya mendapatkan ritme bertarungnya pada ronde selanjutnya. Mulai dari hampir menjatuhkan Santiago ke kanvas, hingga membuat mata lawannya terluka dan berdarah.

Tapi, bagaimana dengan kekalahan Broner dari 300 pukulan Santiago?

Ya, itu memang benar dan tidak dapat terbantahkan.

Maka dari itu, mari kita lihat dari sisi persentase. Dari 338 pukulan Broner menghasilkan 98 pukulan (29%). Sedangkan Santiago dari 607 percobaannya mencatatkan 207 keberhasilan (30%). Compubox.

Hanya berbeda 1% dari kalahnya Broner atas 300 lebih pukulan Santiago. Sehingga Anda tentu bisa menilai dari sisi efektivitas dan pertahanan, siapa yang unggul dari persentase di atas.

Data di atas juga menjelaskan bahwa petinju Amerika itu memiliki kualitas tinggi dan lebih baik dari Santiago pada duel Sabtu malam. Maka, pantas baginya untuk meraih kemenangan ‘Comeback’ .

Jadi, bagaimana dengan Anda? Silakan berkomentar di bawah ini, ya!

Exit mobile version