Akhir dukungan Windows 10 kian dekat. Setelah 14 Oktober, sistem ini tak lagi menerima pembaruan fitur maupun tambalan keamanan reguler. Microsoft pun mendorong pengguna yang ingin ganti perangkat untuk mempertimbangkan PC Copilot+, banyak di antaranya berbasis chip Arm atau langsung migrasi ke Windows 11. Bagi yang masih bertahan, tersedia opsi ESU (Extended Security Updates) terbatas untuk keamanan.
Mengapa Microsoft Menyoroti PC Copilot+?
PC Copilot+ dirancang dengan akselerasi AI bawaan. Gelombang pertama hadir pada 2024 lewat Snapdragon X Elite dan Snapdragon X Plus (Arm), diikuti varian x86 dari Intel dan AMD. Tujuannya jelas: memberi performa AI lokal, efisiensi daya tinggi, dan pengalaman Windows 11 yang lebih mulus.
Poin penting:
- Klaim daya tahan baterai hingga 15 jam penjelajahan web atau 22 jam pemutaran video.
- Eksekusi beban AI di perangkat (lebih privat & responsif).
- Ekosistem aplikasi native Arm terus bertambah, memangkas kebutuhan emulasi.
Kalau dulu Arm di Windows terbatas karena kompatibilitas, Windows 11 memperkecil jurang itu. Namun, sebagian pengguna terutama korporasi masih menunggu bukti stabilitas dan ketersediaan aplikasi.
Aplikasi Native: Siap Pakai di Arm
Microsoft menekankan bahwa penggunaan PC Arm kini didominasi aplikasi native. Daftar berikut (tidak lengkap) sudah tersedia tanpa emulasi:
- 1Password
- Acrobat Reader
- Antutu
- Bitwarden
- Blender
- Chrome
- Dropbox
- Figma
- Firefox
- Foxit Reader
- Google Drive
- LibreOffice
- McAfee Total Protection
- Paint.NET
- Proton VPN
- Photoshop
- Premiere
- SentinelOne
- Slack
- Surfshark VPN
- TeamViewer
- Telegram
- Trello
- VMware Tools
Produk Microsoft seperti Microsoft 365 (Office) dan Teams juga sudah optimal di Arm. Menariknya, banyak aplikasi di daftar ini adalah alat kerja area yang biasanya paling kritis soal kompatibilitas.
Akhir Dukungan Windows 10: Apa Artinya Buat Kamu?
Ketika akhir dukungan Windows 10 tiba, tidak ada lagi pembaruan rutin. Dampaknya:
- Keamanan menurun dari waktu ke waktu karena celah baru tidak ditambal.
- Kompatibilitas aplikasi dan driver bisa tertinggal.
- ESU untuk pengguna rumahan tersedia terbatas hanya untuk pembaruan keamanan dalam masa singkat.
Intinya, akhir dukungan Windows 10 adalah sinyal kuat untuk merencanakan migrasi yang aman dan terukur.
Pilihan Transisi yang Disarankan
1) Tetap di Perangkat Lama, Upgrade ke Windows 11
Jika perangkat memenuhi syarat, ini rute tercepat untuk melewati akhir dukungan Windows 10 tanpa membeli hardware baru.
2) Beli PC Baru: Pertimbangkan Copilot+
Untuk pengguna yang menginginkan lompatan efisiensi baterai dan fitur AI lokal, PC Copilot+ (termasuk yang berbasis Arm) bisa jadi opsi menarik, pastikan aplikasi kerja utama sudah native atau berjalan baik lewat emulasi.
3) ESU Sementara
Jika belum bisa migrasi segera, gunakan ESU sebagai jembatan keamanan jangka pendek sambil menyiapkan upgrade.
Checklist Sebelum Pindah
- Audit aplikasi penting: pastikan tersedia versi native atau kompatibel.
- Cek periferal: printer, scanner, dan perangkat khusus tetap didukung.
- Backup & rencana rollback: siapkan cadangan penuh dan titik pemulihan.
- Uji coba: bila korporasi, lakukan pilot kecil sebelum rollout menyeluruh.
Akhir dukungan Windows 10 bukan sekadar tenggat, ini momentum untuk menata ulang perangkat kerja. Bila butuh umur baterai panjang, fitur AI on-device, dan ekosistem modern, PC Copilot+ dan Windows 11 layak dilirik. Kalau belum siap, manfaatkan ESU sambil menyusun rencana migrasi yang rapi.
- OpenAI Luncurkan Aplikasi Windows untuk ChatGPT: Tawarkan Fitur Baru dan Lebih Canggih
- Microsoft Tambahkan Fitur Copilot ke Aplikasi Windows 11, Termasuk Notepad dan Snipping Tool
- Revolusi Pembaruan Microsoft: Windows 10 Berpamitan, 240 Juta PC Menghadapi Masa Depan di Tempat Daur Ulang
- Microsoft Perkenalkan Chip Cobalt 100 di Konferensi Build: Kinerja Lebih Baik 40% dari Chip ARM Lain
- Microsoft Build 2025: Gebrakan AI Baru, Copilot Lebih Canggih, dan Chip Maia 2 Siap Meluncur