dr Sadly Mokodongan: Stunting Bolsel Menurun Signifikan

Waktu.news | Selang dua tahun terkahir, penurunan angka penderita Stunting di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel), tergolong siknifikan. Yakni 18 % di tahun 2019 dan 14 % di 2020.

Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bolsel, dr Sadly Mokodongan, melalui Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan masyarakat (Kesmas) I Nyoman Sukawanayasa mengatakan, locus Pemkab Bolsel dalam penanganan stunting mulai dilaksanakan di tahun 2020. Dan progres untuk tahun 2021 sudah masuk pada tahapan aksi satu dan dua dari delapan aksi penanganan stunting.

“Kini tahapan konvergensi atau pengintegrasian dari delapan aksi. Dimana pelaksanaan stunting tersebut kita masuk pada aksi satu dan dua yakni analisis situasi. Ini juga sebagai salah satu penentuan locus stunting di tahun 2022” ujar Nyoman.

Dikatakannya lagi, di tahun 2021 Pemerintah Daerah sudah menetapkan 32 Desa sebagai locus stunting yang tersebar tujuh Kecamatan yang ada. “Penetapan locus stunting ini mengacu pada analisis situasi, disertai data dari lintas sektor seperti, dinas PU, PMD, Dinas Sosial, Dinas Pertanian, Dinas KB (Keluarga Berencana) dan Bappeda,” ungkapnya.

Ia menambahkan, angka stunting dari tahun ketahun mengalami penurunan signifikan. sejak tahun tahun 2017 angka stunting 50 lebih persen, sekarang berada pada angka 14 persen. “Jadi sistem pelaporan setiap bulan februari, agustus. Namun jika dimasukan bulan desember maka dasarnya tetap pada bulan februari dan agustus tahun berjalan,” pungkasnya.

Sebelumnya, Bupati Bolsel Iskandar Kamaru mengatakan, menurunnya angka Stunting di Bolsel tentu menjadi bukti akan komitmen Pemerintah daerah dalam hal menangani masalah tersebut. Namun capaian itu bukan berarti permasalahan stunting sudah tidak ada.

“Tahun ini, persoalan Stunting penjadi program prioritas kami untuk menuntaskannya. Lewat intervensi program pemerintah di daerah sampai ke tingkat Desa,” tegasnya. (**)

Exit mobile version