Eksklusif! Drama Demokrasi Sulut: Penetapan Calon Anggota DPRD dan DPD RI Penuh Kejutan!

Waktu.news | Siap-siap! Gairah demokrasi kembali membara di Tanah Sulawesi Utara (Sulut), dan kali ini, panggung utama dihiasi oleh daftar calon sementara (DCS) yang telah diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi. Akselerasi politik ini tentunya bukanlah tanpa cerita menarik!

Dalam sebuah kulisse yang sarat emosi, Komisioner KPU Sulut, Salman Saelangi, mengumumkan dengan suara bergetar bahwa berkas-berkas bersejarah telah diserahkan. Tak lupa, suasana hati yang berbunga-bunga pun dihadirkan kepada partai-partai politik dan Bawaslu pada Jumat (18/8). Jangan buru-buru menutup layar, karena adegan menarik ini belum berakhir!

Tetapi, seperti di dalam setiap panggung, ada babak baru yang akan dimulai. Hari esok, dengan gesitnya sesuai jadwal yang telah ditentukan, kabar gembira akan dinyanyikan untuk publik. Mengintip kalender, gelaran berita akan terjadi mulai dari tanggal 19 Agustus hingga 23 Agustus. Jadi, siapkan popcorn dan nikmati pertunjukan yang akan datang!

Namun, cerita ini tidak hanya tentang para pemain utama di panggung, tapi juga tentang penonton setia. Masyarakat pun diberi kesempatan emas untuk memberikan pandangan dan tanggapannya mengenai para DCS yang diusung. Menariknya, panggung respons publik akan dimulai dari tanggal 19 hingga 28 Agustus. Jadi, berikan tepuk tangan atau kritikanmu dengan bijak!

Di balik sorotan terang, ternyata terdapat pula catatan gelap. Salah satu tokoh di panggung, yaitu Dirinya (alias Komisioner KPU Sulut), mengakui bahwa tidak semua pemain lolos dengan mulus. Dalam drama ini, 658 karakter (euh, maksudnya calon) harus menghadapi hambatan besar yang dikenal dengan singkatan “TMS” (Tidak Memenuhi Syarat). Keluh kesah ini ternyata terjadi pada sekitar 11 persen dari total pemain! Kenapa? Bisa jadi karena bumbu-bumbu cerita berupa kesalahan dokumen dan lupa mengunggah berkas yang penting. Ooops, siapa yang bisa menyangkal bahwa drama ini tak penuh dengan kejutan?

Tak ketinggalan, di tengah-tengah penonton yang penuh tawa dan tegang, ada juga adegan khusus yang menampilkan beberapa pemeran yang gagal melanjutkan permainan. Namun, jangan khawatir, kita tidak akan membocorkan nama-nama partai yang kandas. Salah satunya memiliki kesempatan besar dengan 700-an pemain, namun ternyata harus merelakan beberapa orang terhormat untuk meninggalkan panggung. Kemudian, seperti dalam cerita Cinderella, jumlahnya berkurang menjadi 658 pemain yang bersinar di panggung politik.

Dan sebagai penutup babak ini, seperti dalam kisah dongeng modern, ada dua partai yang memilih untuk menutup lembaran mereka tanpa sentuhan akhir yang manis. Partai Ummat dan Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) memutuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan mereka setelah batas waktu yang diberikan habis. Ternyata, tidak semua drama memiliki akhir yang bahagia, tapi inilah yang membuat cerita ini semakin memikat!

Jadi, tunggu saja! Panggung politik di Sulawesi Utara masih memiliki banyak adegan seru dan misteri yang siap menghibur kita semua. Saksikan terus drama demokrasi yang penuh kejutan! (red)

Exit mobile version