Waktu.news | Kini, mari kita kembali pada panggung utama: Google, si raksasa pencari online yang tiada henti menghentakkan kita dengan kecerdasan buatannya. Nah, baru-baru ini tercium bau ‘kabar gempar’ bahwa Google ingin mengubah kecerdasan buatannya menjadi semacam pelatih pribadi bagi manusia. Pelatih kehidupan, katanya. Sebuah kejeniusan yang mungkin bisa memberikan nasihat hidup sekaligus mengelola pekerjaan, seperti menuangkan kopi atau menulis surat. Kebayang nggak?
Namun, jangan terlalu bersemangat dulu. Meskipun kabarnya begitu, sepertinya Google masih terjebak dalam wacana ‘keajaiban ala AI’. Ceritanya terkuak dari dalam-dalam, lewat dokumen internal yang diungkap oleh The New York Times. Mereka katanya sedang ‘bermain-main’ dengan kecerdasan buatan yang mampu melakukan tidak kurang dari 21 tugas pribadi dan profesional. Mulai dari memberikan saran hidup, ide-ide cemerlang, panduan perencanaan, hingga tips-tips belajar. Wah, Google, serius nih?
Tapi, biar bagaimanapun juga, tampaknya Google ini memang serius-sirius amat dengan rencananya ini. Mereka kabarnya sudah mendatangkan para ahli cemerlang dengan gelar doktor dari berbagai bidang untuk mengasah ide ambisius ini. Jadi, seolah-olah, Google ingin membuat para ahli AI ini seperti tim pelatih olahraga yang siap ‘membentuk’ kita menjadi manusia super.
Bicara soal skor, Google punya jagoan yang tak kalah canggih, yaitu Bard AI. Dia sudah bisa ngasih saran hidup, ngingetin kita buat belajar atau berolahraga. Tapi, nampaknya Google tak mau berhenti sampai di situ saja. Mereka ingin memberikan sentuhan pribadi yang lebih dalam. Jadi, bukan hanya sekedar instruksi biasa, melainkan nasihat yang lebih personal lagi.
Tapi ada yang bikin geleng-geleng kepala juga. Google kabarnya udah merilis senjata baru bernama “Genesis” yang dikhususkan buat jurnalis. Tapi, anehnya, belum ada kabar resmi yang mengumumkan pelatih kehidupan AI ini secara luas. Jadi, mungkin aja nih, Google masih meracik resep rahasia yang super lengkap buat bikin manusia-manusia hebat!
Tapi, ingat ya, meskipun kita berbicara soal AI yang jadi pelatih, kita juga perlu lihat jejak-jejak sejarah. Cerita tentang chatbot AI Tessa yang malah memberikan saran yang membahayakan, sampai AI Delphi yang cuma bisa menerima saran aneh-aneh dan malah bikin heboh media sosial. Jadi, meskipun Google serius ingin jadi pelatih kehidupan kita, sepertinya masih ada beberapa catatan penting yang perlu diingat.
Tapi satu hal yang pasti, kecerdasan buatan ini, sebaik apapun, tetaplah buatan. Bisa jadi, di balik nasihat bijaknya, terselip keraguan dan konsekuensi yang tak terduga. Jadi, mungkin kita perlu bersikap lebih bijak ketika menghadapi nasehat-nasehat dari ‘pelatih’ yang satu ini. (rhp)
- OpenAI Mengumumkan Pembaruan Terbaru pada ChatGPT: Berikut Cara Meningkatkan Pengalaman Pengguna
- WhatsApp Channel untuk Pesan Siaran Satu Arah Diluncurkan
- Sah! RUU Perlindungan Data Pribadi Menjadi UU