Kisah Kilauan Liga Saudi: Saingi Liga-Liga Top Eropa dengan Rekor Transfer yang Mengejutkan!

Waktu.news | Tahun ini, Liga Saudi Pro telah menjadi sorotan dunia sepak bola. Dengan berhasil merekrut salah satu bintang terbesar, Cristiano Ronaldo, klub-klub di negara tersebut terus mencuri perhatian dengan menggaet pemain-pemain top dari klub-klub Eropa.

Namun, tidak berhenti di situ saja! Dengan datangnya Karim Benzema, Riyad Mahrez, dan N’Golo Kante, liga ini semakin bersinar dan ternyata, angkanya pun menunjukkan bahwa mereka bahkan telah mengeluarkan lebih banyak uang daripada beberapa liga top Eropa.

Apa yang terjadi di belakang layar? Pada bulan Juni, Public Investment Fund (PIF) negara itu mengambil alih empat klub terbesar, Al-Ittihad, Al-Nassr, Al-Hilal – tiga besar di musim lalu, serta juara divisi kedua Al-Ahli. Guardian melaporkan bahwa Arab Saudi telah menggelontorkan setidaknya $6,3 miliar untuk kesepakatan olahraga sejak awal 2021.

Terutama, Al-Hilal membuat gebrakan dengan mengajukan tawaran dunia senilai €300 juta untuk kapten tim nasional Prancis dan superstar Paris Saint-Germain, Kylian Mbappe. Dengan kekuatan finansial mereka, bukan hanya pemain-pemain besar yang tertarik, tetapi pemain-pemain muda berbakat juga ikut bergabung di puncak kariernya.

Inilah yang menarik perhatian dunia sepak bola: Liga Saudi Pro tidak kalah saing dengan lima liga top Eropa, yaitu Premier League, La Liga, Serie A, Bundesliga, dan Ligue 1 Prancis, dalam mendapatkan tanda tangan pemain-pemain terbaik. Jadi, berapa banyak uang yang telah mereka keluarkan musim panas ini dibandingkan dengan liga-liga tersebut?

Dalam catatan Transfermarkt, Liga Saudi Pro telah menghabiskan €300 juta untuk transfer pemain. Tidak sedikit pemain berprofil tinggi yang tiba di klub-klub sana secara gratis (seperti Karim Benzema, Roberto Firmino, N’Golo Kante). Sementara yang lainnya, seperti Alex Telles dan Jordan Henderson, didatangkan dengan biaya transfer relatif rendah. Riyad Mahrez (€35 juta) baru-baru ini menyambangi Al-Ahli setelah meraih treble bersama Manchester City.

Namun, porsi paling besar pengeluaran terjadi di klub Al-Hilal. Mereka merekrut Malcolm (€60 juta), Rúben Neves (€55 juta), Sergej Milinković-Savić (€40 juta), dan Kalidou Koulibaly (€23 juta). Mereka mampu bersaing dengan beberapa klub top di Eropa karena menawarkan gaji yang fantastis.

Dan tunggu, di musim panas ini mereka masih akan merekrut lebih banyak pemain karena jendela transfer masih terbuka.

Namun, geliat transfer Liga Saudi tak dapat menyamai pergerakan uang di Premier League. Liga papan atas Inggris ini jauh unggul dengan pengeluaran mencapai €1,34 miliar hingga saat ini, lebih dari dua kali lipat dari liga lain. Klub-klub Liga Premier pun mendatangkan pemain dengan harga fantastis, termasuk kesepakatan mengagumkan untuk Declan Rice yang menjadi pemain termahal di musim panas ini.

Begitu pula dengan Serie A, walaupun lebih sedikit dibanding Premier League, tetapi Liga Italia masih menduduki peringkat kedua dengan pengeluaran mencapai €520 juta. AC Milan menjadi klub yang paling aktif dengan membuka dompet sebesar €89 juta untuk merekrut Samuel Chukwueze, Christian Pulisic, dan Ruben Loftus-Cheek.

Ligue 1 juga tak kalah menarik dengan saga transfer Kylian Mbappe yang menonjol di musim panas ini. PSG berjuang mempertahankan sang bintang dan telah menghabiskan banyak uang, termasuk transfer seharga €60 juta untuk mendatangkan Manuel Ugarte dari Sporting Lisbon.

Sementara La Liga dan Bundesliga menunjukkan situasi yang berbeda. Real Madrid dan Barcelona memang menjadi dua klub terbesar, tetapi situasi keuangan mereka berkurang, terutama Barcelona yang mengalami krisis finansial. Real Madrid masih cukup aktif dengan mengontrak Jude Bellingham senilai €103 juta, namun belanja transfer lainnya relatif tenang. Di Bundesliga, lebih banyak pemain yang meninggalkan daripada datang, tetapi Bayern Munich memberikan sumbangan besar dengan membayar Napoli €50 juta untuk Min-Jae Kim.

Dari perbandingan Liga Saudi Pro dan MLS, terlihat bahwa Liga Saudi Pro tak terkendala oleh salary cap atau Financial Fair Play, sehingga mereka bebas mengeluarkan uang. Sementara itu, MLS memiliki salary cap yang mencegah klub membayar gaji yang fantastis seperti yang terjadi di Liga Saudi.

Tidak hanya angkanya yang mencuri perhatian, tetapi juga kualitas pemain, tingkat persaingan, iklan, branding, gaya hidup, dan regulasi di balik kisah gemerlap sepak bola Liga Saudi Pro. Perangkat di panggung dunia terus berputar, dan kita tidak sabar untuk melihat bagaimana kelanjutannya! (red)

Exit mobile version