Menebak Mutasi Pejabat Boltim 2025: Siapa Dapat Apa?

Suasana di kalangan ASN Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sulawesi Utara mulai terasa panas-dingin. Bukan karena AC rusak, tapi karena tiga kata sakti ini; mutasi pejabat Boltim.

Memasuki pertengahan Agustus 2025, kasak-kusuk soal siapa yang naik jabatan dan siapa yang harus “pindah meja” makin ramai. Semua mata kini tertuju pada duet baru di pucuk pemerintahan, Oskar Manoppo dan Argo Vinsensius Sumaiku. Oskar-Argo adalah Bupati dan Wakil Bupati terpilih dalam Pilkada 2024 lalu.

Secara aturan, Oskar dan Argo baru bisa sah mengutak-atik struktur pemerintahan setelah enam bulan menjabat. Batas waktunya jatuh pada 20 Agustus. Namun, menariknya, nama-nama calon pejabat pengganti sudah mencuat sejak awal bulan ini.

Dan, seperti biasa, sebelum keputusan resmi keluar, tebak-tebakan ala birokrat menjadi hiburan bersama. Semacam ramalan zodiak, tapi khusus untuk eselon dua.

Berdasarkan informasi yang beredar, akan ada 38 pimpinan OPD masuk radar mutasi. Selain itu, 10 kepala bagian Setda dan 3 asisten Setda juga ada dalam daftar. Jumlahnya, cukup untuk membuat grup WhatsApp baru berisi orang-orang yang menunggu dengan deg-degan.

Dari puluhan posisi tersebut, ada empat jabatan yang paling sering jadi obrolan dalam kantor hingga bisik-bisik warung kopi. Entah karena prestise, pengaruh, atau karena letaknya strategis di peta birokrasi Boltim.

Keempat jabatan itu meliputi Sekretaris DPRD, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, serta Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.

Posisi-posisi ini dianggap strategis sekaligus prestisius. Selain punya pengaruh besar, jabatan tersebut erat dengan urusan komunikasi, SDM, dan pergerakan internal.

Siapa Dapat Apa?

Untuk kursi Sekretaris DPRD, beredar nama Husen Syawie, Ikhlas Pasambuna, dan Rusli Dajo. Mereka dinilai memiliki peluang besar. Selain jam terbang tinggi, mereka juga dikenal tahan banting menghadapi dinamika dewan.

Di Kominfo, persaingan tak kalah sengit. Nama Taufik Modeng, Ikhlas Pasambuna, dan Fitra Damopolii masuk radar. Nantinya, tugas utama sang kepala dinas bukan hanya menjaga sinyal, tetapi juga citra pemerintah daerah di dunia nyata maupun maya.

Selanjutnya di Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, lagi-lagi muncul nama Fitra Damopolii, Rusli Dajo, dan Ikhlas Pasambuna. Ketiganya punya pengalaman mengurusi desa dan memahami cara menggerakkan potensi masyarakat tanpa harus rapat setiap hari.

Sementara itu, untuk BKPSDM, posisi ini ibarat dapur utama SDM pemerintah kabupaten. Nama Ikhlas Pasambuna, Rita Kamumu, dan Fitra Damopolii menguat sebagai tiga teratas. Kalau ini balapan, mereka tinggal menunggu peluit start dari bupati.

Kini, publik menanti langkah resmi Oskar–Argo. Apakah mereka akan membuat kejutan dengan wajah baru atau justru mempertahankan tokoh lama dengan sentuhan segar?

Yang pasti, bersih-bersih jabatan di bulan kemerdekaan ini bukan sekadar ganti orang. Ini soal mengatur ritme kerja, memperkuat tim, dan mewujudkan janji Boltim Bangkit. (aah)

Exit mobile version