Waktu.news | Sebuah detik haru yang mengguncang dunia tengah berlangsung di Gaza. Ratusan warga Palestina telah menemui ajal dalam sebuah serangan yang kini mengundang tuding-menuding sengit antara kedua belah pihak. Insiden mengerikan ini telah mencatat rekor sebagai salah satu serangan paling berdarah selama konflik berkepanjangan di Gaza.
Rumah Sakit Al-Ahli Al-Arabi di Gaza menjadi saksi bisu tragedi yang mengguncang jiwa pada hari Selasa (17 Oktober). Otoritas kesehatan di enklave Palestina ini menyebutkan bahwa korban tewas berkisar antara 200 hingga 300 orang, sementara kelompok militan Hamas bahkan menyebut jumlah korban mencapai 500 jiwa.
Serangan ini menciptakan luka yang mendalam di tengah-tengah konflik berkepanjangan yang dimulai sejak serangan lintas batas tak terduga oleh Hamas pada 7 Oktober lalu, menewaskan setidaknya 1.300 orang di komunitas-komunitas di selatan Israel.
Pejabat Palestina bersikeras bahwa serangan ini adalah hasil dari serangan udara oleh Israel, tetapi Angkatan Pertahanan Israel bersikukuh bahwa ledakan maut ini terjadi akibat roket yang salah sasaran dari kelompok militan Palestina yang dikenal dengan nama Jihad Islam – kelompok tersebut dengan keras membantah keterlibatan mereka dalam tragedi tersebut.
Kejadian tragis ini datang di tengah-tengah rencana kedatangan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, ke Israel pada hari Rabu, sekitar pukul 15.00 waktu Singapura. Pertemuan empat arah antara Biden dan para pemimpin Yordania, Palestina, dan Mesir yang sebelumnya dijadwalkan telah terpaksa dibatalkan.
Seorang juru bicara Gedung Putih mengatakan bahwa Biden akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tajam kepada para pemimpin Israel dan berusaha memahami rencana dan tujuan Israel dalam konflik ini.
Serangan terhadap rumah sakit tersebut telah memicu kemarahan internasional yang cepat dan luas, serta protes keras yang meluas hingga ke Tepi Barat yang diduduki oleh Israel, kota Ramallah, hingga ke depan kedutaan besar Israel di Turki dan Yordania, serta mendekati kedutaan besar AS di Lebanon, di berbagai lokasi lainnya.
Sambil berbicara dalam sebuah forum tentang Proyek Infrastruktur Jalur dan Jalan Raya China di Beijing, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyerukan agar ada “gencatan senjata kemanusiaan segera” dalam konflik ini untuk “mengurangi penderitaan manusia yang epik yang sedang kita saksikan.”
Serangan mengerikan ini semakin memperparah krisis yang sudah semakin memuncak. Selama 11 hari serangan balasan oleh Israel, sekitar 3.000 warga Palestina telah kehilangan nyawa mereka.
Sebelumnya, Hamas mengumumkan bahwa salah satu pemimpin tertinggi sayap bersenjata mereka tewas dalam serangan Israel di Jalur Gaza.
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa juga akan melakukan pemungutan suara pada hari Rabu mengenai resolusi yang diajukan oleh Brasil yang menyerukan jeda kemanusiaan dalam konflik ini. Dewan tersebut kemudian diharapkan akan membahas masalah serangan di rumah sakit Gaza, permintaan yang diajukan oleh Uni Emirat Arab dan Rusia. (red)
(Sumber Reuters)