Apple dan Disney Dihadapkan Pada Pemungutan Suara Pemegang Saham Terkait Kecerdasan Buatan

Waktu.news | Apple (AAPL.O) dan Disney (DIS.N) harus menelan pil pahit pemungutan suara pemegang saham terkait penggunaan kecerdasan buatan, yang diajukan oleh sebuah kelompok buruh, setelah otoritas pengawas sekuritas puncak Amerika Serikat memutuskan hal tersebut.

Dalam surat pemberitahuan tertanggal 3 Januari, Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat menolak permintaan oleh pembuat iPhone dan raksasa hiburan untuk menolak pemegang saham yang meminta laporan tentang penggunaan kecerdasan buatan pada rapat tahunan mendatang.

Perusahaan-perusahaan memang sedang berlomba memeluk teknologi canggih ini demi efisiensi yang dijanjikan. Namun, ketertarikan ini menimbulkan kekhawatiran bahwa kecerdasan buatan bisa menggantikan peran banyak pekerja kreatif dan profesional atau bahkan mengeksploitasi karya mereka secara tidak adil. Ini mencuat dalam sengketa buruh Hollywood belakangan ini dan bahkan di sebuah gugatan baru oleh New York Times.

Proposal serupa dari pemegang saham diajukan oleh dana pensiun AFL-CIO, federasi serikat buruh terbesar di Amerika Serikat. Mereka juga tengah mengupayakan tindakan terkait kecerdasan buatan di empat perusahaan teknologi lainnya.

AFL-CIO meminta Apple untuk merilis laporan tentang penggunaan kecerdasan buatan dalam “operasional bisnisnya serta mengungkapkan pedoman etika apa saja yang telah diadopsi perusahaan terkait penggunaan teknologi kecerdasan buatan.” Sementara itu, permintaan serupa diajukan kepada Disney agar melaporkan peran dewan dalam mengawasi penggunaan kecerdasan buatan.

Dalam pernyataan pendukung di Apple, AFL-CIO menegaskan bahwa “sistem kecerdasan buatan seharusnya tidak dilatih dengan karya yang dilindungi hak cipta, atau suara, penampilan, dan kinerja para pemain profesional, tanpa transparansi, persetujuan, dan kompensasi kepada pencipta dan pemegang hak.”

Brandon Rees, wakil direktur di kantor investasi AFL-CIO, menyatakan bahwa keputusan SEC bisa membuka jalan bagi kesepakatan dengan Apple dan Disney, sehingga mereka sejajar dengan perusahaan lain seperti Microsoft (MSFT.O) dalam pengungkapan terkait kecerdasan buatan.

Sebaliknya, menurut Rees, Apple dan Disney “belum mulai serius menangani isu etika seputar kecerdasan buatan.”

Hingga berita ini ditulis, Apple dan Disney belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar.

Kedua perusahaan tersebut sebelumnya berargumen bahwa proposal tersebut dapat dikecualikan dari surat suara karena terkait dengan “operasi bisnis biasa,” seperti pemilihan teknologi oleh perusahaan. Namun, SEC berpendapat sebaliknya, menyatakan bahwa “menurut pandangan kami, proposal ini melampaui urusan bisnis biasa dan tidak bermaksud untuk mengelola perusahaan secara terlalu rinci.” (red/reuters)

Exit mobile version