Waktu.news | Bogani dalam mitologi mongondow adalah seorang kepala pemimpin wilayah, standart kategori untuk menjadi seorang Bogani adalah Kuat, petarung sekaligus Bijaksana.
Bogani dalam sejarah mongondow masuk dalam sistem pemerintahan kuno di mana para Bogani inilah pengendali, penjaga sekaligus memimpin di setiap wilayah wilayah pertanggung jawabannya langsung kepada datu selaku pemimpin tertinggi, penggunaan nama gelar Bogani terakhir di zaman kedatuan Loloda Mokoagow.
Karakter suku ini tidak hanya di pahami dalam mitologi mongondow tetapi hal ini menyebar sepanjang wilayah kepulauan greater central Filiphina (sulawesi indonesia sampai negara filiphina)
Melacak Sejarah Asal Usul Bogani, Bagani dan Bayani
Kata “Bagani/Bayani/Bogani” melacak asal-usul Austronesia kembali ke kata Proto-Melayu-Polinesia “barani,” yang berarti “pahlawan atau pemimpin perang,” juga “berani melakukan.” Ini memiliki banyak turunan di Filipina. “Seperti kata sifat dalam Kapampangan (berani, kuat), dan sebagai kata benda dalam Tagalog (pahlawan), bersama dengan” bagani “sebagai kata benda dalam Aklanon (pahlawan)Di Filipina Selatan, kata “bagani” melampaui istilah umum untuk seseorang yang berani atau heroik. Masyarakat di seluruh pulau Mindanao, yang meliputi Mandaya atau wilayah Manao di Mindanao Tengah dan Timur Laut, menganggap bagani sebagai kelas pejuang yang sudah berurat berakar dalam organisasi sosial mereka.
Di antara Mandaya, bagani adalah “kepala prajurit” yang kepemimpinannya berada di urutan kedua setelah kemungkinan, seorang tetua komunitas yang terkenal karena kearifan masa lalu, sambil memberikan nasihat di saat konflik. Maria Olivia Domingo, dalam penelitiannya pada tahun 2004 tentang kepemimpinan dan pemerintahan adat, mencatat bahwa, jika tidak ada pemerintah, bagani mengambil tanggung jawab untuk menyelesaikan perselisihan di dalam komunitas mereka.
Di sisi lain, ada ketegangan sakral dan supranatural dalam bagani Manobo. Dalam karya John Garvan “The Manobos of Mindanao,” bagani dikenal sebagai “pendeta ksatria” yang telah disukai di mata dewa. Dia dikenal karena kekuatan dan keterampilannya dalam pertempuran, kadang-kadang bahkan kembali ke komunitas tanpa cedera. Ini sebagian karena dia memiliki kemampuan untuk menyembuhkan, dengan cara yang sama dia memberi dia kekuatan untuk membunuh.
Sosok Bogani dalam Komunitas mongondow juga sudah mengalami pergeseran makna dan tafsir di era modern karena memang jika melihat perjalanan sejarah, Bogani berada pada masa pra – kolonial dan berakhir setelah masuknya pengaruh eropa di semenajung utara sulawesi sekitar akhir abad ke 16. Perubahan struktur pemerintahan berubah total di masa Raja Jacobus Manoppo setelah menggantikan Datu Loloda Mokoagow.
Bogani Dalam Era Modern Mongondow
Sekarang, Bagani Dalam Era Modern Mongondow Justru di Pahami Sebagai Sosok yang Mistis. Memang wajar karena Bogani banyak mengisi cerita dalam riwayat kebiasaan penuturan lisan mongondow dan pada akhirnya sebagian besar masyarakat justru memahami sebagai Mitos yang menjadi rumit meskipun menarik kekuatan magis, kehebatan sihir, jimat dan otoritas Bogani.Kompleksitas bagani, dan seberapa spesifiknya dalam konstruksi budaya masyarakat mongondow Bogani harus di pahami bukan hanya berani atau karismatik tetapi Bagani adalah bagian definitif dari struktur komunitas mongondow dan bukanlah sosok abstrak dalam sejarah sejarah masyarakat adat mongondow.
Berbeda pemahaman Bahkan untuk kasus di mangindanau orang manobo sampai dengan abad ke 19 harus membunuh beberapa orang pria untuk merebut gelar menjadi seorang Bagani.
Bogani Mongondow, Bagani Mangindanau, Bayani Filiphina, Lapu-lapu Visayas Filiphina, Pugu-pugu Kaidipang Besar, Bolian dukun mongondow, Baybailan dukun filiphina, jimat, sihir dan potensi magis adalah kekayaan literatur etnografi asia Tenggara.(John Garvan)
Catatan: Sumitro Tegela dari laman group facebook Historia Bolaang Mongondow Raya (Boelang En Mogondo)