Waktu.news | Di balik bayang-bayang asap dan bara, terdapat satu kisah pahit yang tengah dihayati oleh para Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemkab Pohuwato. Mereka yang berjuang dan berkarya setiap hari di dalam bilik kerja Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Pohuwato.
Kisah kepahitan ini tumbuh subur seiring dengan peristiwa yang mengejutkan pada Kamis (21/9/2023), ketika sejumlah massa yang tak terhitung jumlahnya mendatangi kantor Bupati Pohuwato dan melancarkan aksi perusakan serta membakar gedung tersebut.
Dalam merespon peristiwa tragis ini, ASN Pohuwato berhimpun dalam dzikir bersama pada Jumat (22/9/2023). Dalam atmosfer yang terasa begitu haru, setetes-setetes air mata turut merayakan ritual yang digelar di belakang reruntuhan Kantor Bupati Pohuwato.
Sekda Pohuwato, Iskandar Datau, dengan hati pilu mengungkapkan, “Pagi ini, kami, ASN lingkungan Setda, berkumpul untuk berdoa dan berzikir, semoga kami diberi kekuatan dan ketabahan.”
“Musibah sosial ini tidak boleh menguasai kita. Kami harus kembali membangkitkan semangat kami untuk terus melayani masyarakat, sesuai dengan tugas kami,” tambah Iskandar.
Dalam pandangannya, insiden yang berujung pada kerusuhan dan pembakaran ini sangat disayangkan karena seluruh layanan kepada masyarakat terhenti karena insiden semacam ini.
“Peristiwa anarkis yang menghancurkan dan membakar fasilitas pemerintahan adalah tindakan yang sangat disesalkan. Bangunan ini dibangun dengan uang rakyat dan ditujukan untuk melayani rakyat,” ungkap Iskandar dengan nada prihatin.
Iskandar juga mengajak masyarakat agar tidak mudah terprovokasi untuk melakukan tindakan-tindakan melanggar hukum. Kewajiban kami adalah tetap memberikan pelayanan, meskipun kantor ini tidak lagi dalam kondisi yang sesuai.
“Kami akan menggunakan fasilitas apa pun yang tersedia untuk melanjutkan pelayanan kepada masyarakat. Untuk sementara, kami akan berbagi kantor atau menggunakannya di gedung kantor Bupati lama,” pungkas Iskandar dengan harapan yang terukir di matanya.
“Saya benar-benar sedih melihat kantor kami terbakar. Tidak pernah terpikirkan bahwa Kantor Bupati akan menjadi seperti ini,” kata Ning, sambil air mata terus mengalir.
Ning juga menyebut bahwa semua dokumen penting, termasuk SK pengangkatan Bupati Pohuwato, tak ada yang selamat dari amukan api. Bahkan laptop yang berisi informasi berharga ikut lenyap dalam kepulan asap yang gelap.
“Semua dokumen di bagian tapem telah hangus, terutama Laporan Penyelenggara Pemerintah Daerah (LPPD). Kerjasama daerah pun ikut terluluh-lantak dalam kebakaran ini,” tutup Ning dengan nada kepedihan yang mendalam. (red)
- Polda Sulut Kirim 200 Brimob ke Pohuwato: Solidaritas Melindungi Damai
- Pohon Cinta Pohuwato Memiliki Daya Tarik dan Kisah Asmaranya