WAKTU.news – Koperasi Unit Desa (KUD) Nomontang meperkirakan pemasukan emas mereka di tahun 2023 ini hanya berada diangka 8 kilogram.
Perkiraan tersebut berdasarkan royalti yang diperoleh pada triwulan pertama yang tidak mencapai dua kilogram.
Kepala Teknik Tambang Nomontang, Jamaluddin, mengatakan per 12 Juni 2023, tercatat hanya 29 orang anggota koperasi yang mengajukan rekomendasi penambangan emas.
“Ini lagi yang 29, masih banyak lagi yang belum bekerja. Contohnya, Apolo, Ali Kenter dan Roby Wowor, itu ada izin (rekomendasi) semua tapi belum ada kegiatan,” kata Jamaluddin, Senin (12/6/2023) siang.
Jamaluddin menjelaskan, dari puluhan anggota yang direkomendasikan itu tidak semuanya melakukan kegiatan penambangan.
Faktor yang membuat para anggotanya belum melaksanakan penambangan bisa jadi karena kondisi ekonomi. Alasannya, rata-rata modal anggota koperasi menipis karena pada 2022, Nomontang menutup operasi penambangan selama enam bulan akibat pencabutan IUP OP.
“Yang triwulan satu kemarin hanya 9 anggota. Di triwulan dua ini turun lagi, tinggal 5 atau 6 anggota. Sepi, kelihatan seperti tidak ada kegiatan penambangan,” jelas Jamal.
Jamal juga mengungkapkan, sepinya aktivitas penambangan itu akan berimbas pada royalti yang dibayarkan kepada Nomontang.
Pada Januari-Maret 2023, royalti Nomontang dari aktivitas penambangan 9 anggotanya hanya diangka 1,7 kilogram emas.
“Posisi triwulan satu mereka menyetor royalti, itu sudah ada 1,7 kilo. Kalau dia naik 2 kilo, berarti pendapatan tahunan kita 8 kilo,” jelasnya.
Diketahui, Nomontang pada tahun 2022 hanya membuka aktivitas penambangan selam 6 bulan akibat pencabutan IUP OP. Royati yang diterima pun hanya 3 kilogram emas. (red)
- Resmi Kantongi IUP Pemulihan, Tambang Emas KUD Nomontang Mulai Beroperasi
-
Tambang Lanut Segera Beroperasi, IUP Nomontang Kembali Aktif