Aktivis Privasi Schrems Ajukan Keluhan terhadap Fitbit Milik Google
Waktu.news | Tepat di tengah hiruk-pikuknya dunia digital, ada satu kisah menarik yang ditampilkan oleh Max Schrems, aktivis privasi yang terkenal. Kelompok advokasi bernama Noyb (None Of Your Business) pada hari Kamis lalu mengajukan gugatan terhadap Fitbit yang dimiliki oleh raksasa teknologi Google di Austria, Belanda, dan Italia. Tuduhan dilayangkan terkait pelanggaran Regulasi Perlindungan Data Umum (GDPR) Uni Eropa yang mengatur privasi.
Bermarkas di Vienna, Noyb adalah grup yang berjuang untuk hak digital dan didirikan oleh sang aktivis privasi, Max Schrems. Mereka telah melancarkan berbagai gugatan terhadap perusahaan teknologi raksasa, mulai dari Google milik Alphabet Inc (GOOGL.O) hingga Meta, terkait pelanggaran privasi. Beberapa gugatan bahkan berujung pada denda besar.
Terkait Fitbit, Noyb mengungkapkan bahwa perusahaan pelacak kebugaran ini memaksa para pengguna untuk memberikan persetujuan terhadap transfer data mereka keluar dari wilayah Uni Eropa. Lebih dari itu, Fitbit tidak menyediakan opsi bagi pengguna untuk mencabut persetujuan mereka. Hal ini tentu saja bertentangan dengan persyaratan ketat GDPR.
Fitbit, yang terkenal dengan penjualannya jam tangan pelacak aktivitas, detak jantung, dan pola tidur, juga menawarkan layanan langganan dengan harga dimulai dari $9.99 per bulan.
Seorang ahli hukum perlindungan data di Noyb, Bernardo Armentano, mengatakan, “Melihat jenis data kesehatan sensitif yang dikumpulkan perusahaan ini, sungguh mengherankan bahwa mereka bahkan tidak berupaya menjelaskan bagaimana data tersebut digunakan, seperti yang diwajibkan oleh hukum.”
Denda atas pelanggaran GDPR dapat mencapai hingga 4% dari pendapatan global tahunan sebuah perusahaan. Pendapatan tahunan Google mencapai $280 miliar pada tahun 2022.
Kelompok advokasi ini berharap Fitbit akan diwajibkan untuk berbagi seluruh informasi yang berkaitan dengan transfer data kepada para penggunanya, serta memungkinkan mereka menggunakan aplikasi tanpa harus memberikan persetujuan terhadap transfer data.
Namun, meskipun GDPR memberikan hak kepada individu untuk mencabut persetujuan, kebijakan privasi Fitbit justru menyatakan bahwa satu-satunya cara untuk mencabut persetujuan adalah dengan menghapus akun, yang artinya para pengguna harus mengorbankan riwayat latihan dan data kesehatan yang telah tercatat sebelumnya, sebuah pernyataan yang diungkapkan oleh Noyb.” (red)