Minal Aidin Walfaidzin, Mohon Maaf Lahir & Bathin

bLOG Waktu
BoltimDaerah

Bupati Boltim Geram Soal Disiplin ASN, Tegaskan Adil Tak Berarti Sama

Advertisement

Bupati Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Oskar Manoppo, mengingatkan seluruh aparatur sipil negara (ASN) di lingkup pemerintahannya agar tidak main-main soal kedisiplinan.

Peringatan itu ia sampaikan saat memimpin apel kerja di halaman Kantor Bupati belum lama ini.

Advertisement

Pada kesempatan tersebut, Oskar secara tegas meminta para pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk aktif memantau dan menindaklanjuti perilaku bawahannya.

“Untuk persoalan disiplin aparatur sipil negara harus saya sampaikan, seluruh OPD bertanggung jawab masing-masing anak buahnya,” tegas Oskar.

Ia juga menegaskan bahwa ASN harus benar-benar hadir dan terlibat secara aktif dalam apel, bukan sekadar datang sebagai formalitas. Menurutnya, Partisipasi aktif dalam kegiatan di masing-masing OPD juga menjadi kewajiban.

Advertisement

“Jangan cuma di pelaksanaan apel semacam ini hadir, kegiatan di SKPD tidak ada,” sambungnya.

Lebih lanjut, Oskar mengungkapkan adanya laporan soal ASN yang jarang hadir dalam apel. Namun, mereka tetap menerima tunjangan kinerja daerah (TKD) secara penuh.

“Kemudian, ada juga laporan bahwa tidak apel kurang, tapi pada saat pembayaran TKD full,” katanya.

Tak hanya itu, ia turut menyoroti peran para operator data. Secara khusus di Bappeda dan BKPSDM, Oskar meminta agar mereka tidak bermain-main dengan data kehadiran ASN.

Advertisement

“Tolong operator di Bappeda, di BKPSDM, tidak usah bermain. Kalau dia tidak masuk, jangan, jangan ingin coba lagi bahwa mau disiasati karena ini sudara saya, jangan,” ujarnya tegas.

Menurut Oskar, hubungan keluarga atau kedekatan pribadi tidak boleh menjadi alasan manipulasi. Oleh karena itu, ia menegaskan pentingnya prinsip keadilan dalam pemberian hak ASN.

“Adil itu tidak berarti sama. Bahwa orang lagi kerja dan orang lagi tidur tidak harus sama dibayar,” tandasnya.

Ia kembali menegaskan bahwa ke depan tidak boleh ada lagi ASN yang menyiasati kehadiran demi mendapatkan TKD. Karena itu, ia meminta semua pihak berhati-hati saat menginput data kehadiran.

“Untuk berikutnya tidak lagi terjadi. Persoalan kehadiran yang dipaksakan harus dibayar dengan TKD, kemudian ternyata fakta lapangan bahwa ada yang menyiasati orang tidak TL lalu dibuat TL, hati-hati,” pungkasnya. (aah)

Advertisement

Advertisement

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button