✨ Selamat Hari Raya Idul Fitrih 1445 H, Mohon Maaf Lahir & Bathin

bLOG Waktu
Advertisement
Boltim

Dinilai Tak Loyal di NasDem, Max Tando Ungkap Alasan Dukung Suhendro Boroma: Pengkhianatan Partai atau Kritik Konstruktif?

Advertisement

WAKTU.news – Kader Partai NasDem Bolaang Mongondow Timur Max Tando mengungkapkan alasan mengapa dirinya mendukung calon Bupati Suhendoro Boroma dan Wakil Bupati Rusdi Gumalangit yang diusung PDI Perjuangan pada Pilkada 2020 lalu.

Menurut Max Tando, dukungannya terhadap Suhendro Boroma pada pilkada kala itu bukan tanpa sebab. Baginya, sosok Suhendro Boroma merupakan figur yang mampu membangun Boltim.

Advertisement

Alasan itu keluar dari mulut Max Tando sendiri sebagai respon atas opini terhadap dirinya yang menilai tidak pantas menduduki kursi NasDem di DPRD Boltim menggantikan Richi Hadji Ali.

“Ya cuma sekedar. Namanya masyarakat, secara pribadi kita itu masyarakat begitu, siapa saja kita, demi membangun satu daerah kita ini tentunya kita itu, dan bisa menilai siapa sebetulnya yang layak untuk membangun daerah kita tentunya. Itulah sampai terpanggil. Bukan terpanggil masuk partai itu, tidak. Mendukung saja,” ungkap Max Tando kepada waktu.news, belum lama ini.

Advertisement

Max Tando juga mengatakan dirinya tidak akan terpengaruh dengan opini yang tengah berkembang. Menurutnya, hal itu merupakan sebuah konsekwensi yang timbul dengan sendirinya ketika ada PAW anggota DPRD.

Lagi pula, kata Max, selama ini ia tidak pernah mendapat teguran atau bahkan diberi sangsi oleh partai NasDem. Partai NasDem pun kata dia masih merekrutnya sebagai bakal calon anggota legislatif (bacaleg) DPRD Kabupaten Boltim.

“Kayak ini. Begitu kaka Richi pindah partai, dia timbul isu itu, dia timbul sendiri karena ada yang memang ngotot sekali ingin duduk, kan begitu. Untuk menggantikan itu kan ada yang ngotot. Timbul sendiri, siapa saja dia akan timbul sendiri,” katanya.

Selain menegaskan bahwa dirinya tidak pernah terlibat menjadi tim pemenangan SBRG atau pindah partai politik kala itu, Max Tando menganggap pihak yang menilai dirinya tidak loyal kepada partai NasDem adalah sesuatu yang keliru.

Advertisement

“Kalau tidak loyal di partai, lah terus saya punya suara yang lalu bikin apa. Itu yang jadi pertanyaan. Dua kursinya dapil pada waktu dapil satu itu, termasuk suara saya kan. Mau bilang tidak loyal, tidak membesarkan partai, ya keliru saya anggap, kalau saya anggap, keliru menyampaikan begitu. Partai NasDem dari satu kursi jadi tiga kursi, ya hasil kerja siapa, tentunya hasil kerja kita semua pada waktu itu,” pungkasnya. (aah)

Advertisement

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button