Gelombang Inflasi Mengepung: Naiknya Harga Beras dan Bensin Membuat September 2023 Semakin Pedas
Jakarta, Senin (2/10/2023) – Bulan September ini menjadi saksi dari kebangkitan inflasi yang cukup mengejutkan, seiring dengan naiknya harga beras dan bensin. Inflasi bulan ini mencapai 0,19 persen, berbeda jauh dengan bulan sebelumnya yang masih tergelincir dalam deflasi sebesar 0,02 persen.
Amalia Adininggar Widyasanti, yang kini menjadi Pelaksana Tugas Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), mengungkapkan bahwa “Kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi aktor utama di balik pertambahan inflasi, memberikan kontribusi hingga 0,09 persen.”
Di antara semua komoditas, beras menonjol sebagai penyumbang inflasi terbesar dengan kontribusi sebesar 0,18 persen, diikuti oleh bensin yang membantu dengan 0,06 persen, sesuai dengan perubahan harga BBM nonsubsidi awal September 2023.
Namun, selain beras dan bensin, ada juga kontribusi inflasi dari sektor lain seperti tarif pulsa ponsel, biaya kuliah perguruan tinggi, dan rokok kretek filter. Sementara itu, ada beberapa komoditas yang mengalami deflasi, seperti telur ayam ras, cabe rawit, cabe merah, bawang putih, dan bawang merah.
Tidak hanya itu, data menunjukkan bahwa inflasi tahunan hingga September 2023 mencapai 2,28 persen, masih lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yang mencapai 3,27 persen.
Dari 90 kota yang diamati, 73 kota mengalami inflasi, sedangkan 17 kota lainnya mengalami deflasi. Kota Tanjung Pandan mencatatkan inflasi tertinggi sebesar 1,41 persen, yang disebabkan oleh lonjakan harga beras dan ikan segar. Situasi ini tentu saja memerlukan perhatian lebih dari pemerintah dan pelaku ekonomi untuk mengendalikan laju inflasi yang semakin pedas. (red)