Waktu.news | Anggota Komisi VI DPR RI, Harris Turino mengungkapkan bahwa kenaikan harga tersebut dipengaruhi oleh program bantuan langsung tunai (blt) yang dibuat oleh Kementerian Sosial (Kemensos).
BLT diberikan dalam bentuk voucher yang harus dibelanjakan berbagai bahan pokok di e-toko. Harris pun meminta Kemendag untuk berkoordinasi dengan Kemensos agar harga telur kembali stabil.
Sekarang harga telur di level 31.000, bagi para pengusaha kecil yang menggunakan telur ini tentu sangat memberatkan, tapi kita juga harus tahu bahwa sebelumnya harga telur sempat jatuh di level 14.000, Bahkan perlu strategi yang tepat supaya paling tidak harganya bisa turun ke level yang wajar lah,” kata Harris pada kanal DPR RI, Rabu 31 Agustus 2022.
Menuturnya ada satu hal yang menarik Mengenai kenaikan harga telur ini. yaitu bantuan langsung tunai. Selama ini penerima bantuan dipaksa untuk membeli menggunakan, voucernya itu pada saat pencairan di e-toko, sehingga dia harus membeli beras, membeli telur di toko tersebut yang akibatnya tentu ketika pencairan dilakukan secara bersamaan, dampaknya adalah kekosongan stok.
PT Garuda Indonesia Menang PKPU, Nevi Zuairina: Ini Adalah Amanah Dari Pemerintah
Saya mengusulkan Kementerian Perdagangan akan melakukan koordinasi dengan Kementerian seusia agar yang namanya bantuan langsung tunai, ya diberikan tunai dan tidak ada kewajiban untuk membeli di e-toko karena para pedagang di pasar pasar tradisional ini mengeluh berat mengenai hal ini, karena pada saat pencairan pasti pasarnya akan sepi. biarkan para pedagang kecil ikut menikmati keuntungan dan tambahan rezeki yang diberikan oleh pemerintah,” kuncinya. (rhp)
