Sukseskan Pilkada Serentak, Rabu 27 November 2024

bLOG Waktu
Advertisement
HealthLifestyle

Imunisasi PCV Tekan Pneumonia dan Stunting Pada Anak

Advertisement

Waktu.news | Menteri kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin dalam peresmian pencanangan imunisasi PCV tingkat nasional di puskesmas talang jambe, Kota Palembang secara virtual mengatakan program imunisasi pneumokokus konjugasi atau PCV merupakan tujuan untuk menekan kasus pneumonia sekaligus stunting di Indonesia.

Penumonia merupakan penyakit infeksi endemis serta penyebab utama kematian pada bayi dan balita di dunia.

Advertisement

Kasus kematian bayi di Indonesia akibat pneumonia sekitar 14,5% dan 5% kematian dialami balita setiap tahunnya. Untuk itu vaksinasi pcv sangat penting karena telah terbukti mampu menurunkan penumonia secara drastis.

Melihat manfaatnya yang besar, Menkes berharap pemberian imunisasi v tidak hanya menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat pneumonia, namun juga dapat mencegah anak terkena stunting. Alasannya, penumonia tidak hanya menyebabkan radang paru, tetapi juga mengganggu gizi penderitanya.

Advertisement

Penyakit tersebut dapat diobati jika terdiagnosa sedini mungkin serta dapat dicegah dengan imunisasi.

Kementerian Kesehatan telah berkomitmen untuk melindungi seluruh anak Indonesia dari ancaman penumonia melalui pemberian imunisasi PCV yang dilaksanakan secara bertahap dimulai sejak tahun 2017.

Oleh karena itu, selain bisa menurunkan kematian bayi dan kematian balita, Vaksin PCV ini juga penting untuk menurunkan tingkat stunting. Jadi kita mendapatkan 3 hal sekaligus menurunkan angka kematian bayi, menurunkan angka kematian balita dan menurunkan angka stunting itu adalah 3 target RPJMN yang kita dapatkan dengan melakukan out secara nasional vaksinasi PCV ini. Oleh karena itu kita sudah berbulat tekad bahwa mulai tahun 2022 di seluruh Indonesia vaksin vaksinasi atau imunisasi PCV ini akan kita lakukan,” pungkasnya. (rhp)

Apa Saja Penyakit yang Lebih Ganas dari Corona ?

Advertisement

Advertisement

Refli Puasa

Aktif sebagai jurnalis sejak tahun 2010. "Mengamati, merespons, merekam dan menceritakan kisah" #DSAS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button