Integrasi AI dalam Layanan Haji: Masa Depan Interaksi Manusia dan Mesin di Tanah Suci
Setiap tahun selama bulan Dul Hijjah, bulan terakhir dalam kalender Islam, jutaan umat Muslim dari seluruh penjuru dunia berkumpul di Arab Saudi untuk melaksanakan ibadah haji, salah satu pertemuan tahunan terbesar di dunia.
Walaupun kedatangan peziarah dalam jumlah besar ini memberikan tantangan terhadap infrastruktur dan layanan sosial di kota-kota suci Makkah dan Madinah, pemerintah Arab Saudi telah siap menghadapi Haji tahun ini dengan persiapan matang.
Dengan terus berkembangnya kapabilitas teknologi di Arab Saudi, pemerintah telah memulai penggunaan pekerja sosial berbasis robot untuk memberikan pengalaman spiritual yang tak terlupakan.
Menurut data dari Otoritas Umum Statistik Saudi, sekitar 1.845.045 jamaah Haji tahun lalu, dengan 90% di antaranya datang dari luar negeri.
Pekerja sosial telah lama menjadi bagian penting dalam membantu memperkaya pengalaman Haji para jamaah di lokasi-lokasi penting di Makkah dan Madinah.
Peran mereka sangat krusial dalam mendukung kebutuhan para jamaah. Namun, dengan skala acara yang begitu besar, banyak yang bertanya-tanya apakah kecerdasan buatan (AI) bisa menjadi pelengkap atau bahkan pengganti fungsi pekerjaan sosial tertentu.
Penggunaan teknologi selama Haji, terutama di musim pasca-COVID-19 yang menantang, bukanlah hal baru bagi Arab Saudi. Tahun lalu, Otoritas Pariwisata Kerajaan memperkenalkan platform Nusuk untuk menyederhanakan proses perencanaan dan pemesanan seluruh pengalaman Haji.
Robot pintar juga telah digunakan dalam beberapa tahun terakhir untuk tugas-tugas seperti disinfeksi, sterilisasi, dan distribusi air Zamzam.
Haji tahun lalu juga menyaksikan penggunaan robot yang dilengkapi AI yang dapat berkomunikasi dalam 11 bahasa untuk membimbing jamaah dalam menjalankan ibadah dan memberikan bantuan. Berbagai teknologi canggih telah diperkenalkan di musim Haji kali ini.
Pada 12 Juni, sejumlah pejabat dari Kementerian Transportasi dan Layanan Logistik Saudi dan Otoritas Penerbangan Sipil Umum menyaksikan peluncuran layanan taksi udara yang beroperasi secara otonom di Makkah.
Otoritas untuk Data dan Kecerdasan Buatan Saudi juga telah menerapkan teknologi AI untuk memperbaiki proses kedatangan para jamaah, dengan memperlengkapi lebih dari selusin pintu masuk di negara tersebut.
Drone digunakan untuk memantau pergerakan jamaah di Makkah secara kontinu, sementara monitor lapangan dengan kacamata realitas tambahan mengawasi pola transportasi dan lalu lintas.
Untuk para lansia dan penyandang disabilitas, teknologi baru ini sangat membantu. Kereta golf pintar dan skuter listrik tersedia untuk disewa oleh jamaah yang mengalami kesulitan bergerak, yang telah membantu meningkatkan kelancaran lalu lintas di kota-kota suci.
Teknologi Arab Saudi tidak hanya terbatas pada layanan sosial tradisional. Misalnya, musim ini seorang jamaah lansia asal Tiongkok menerima alat pacu jantung nirkabel canggih di Kota Medis Raja Abdullah di Makkah setelah mengalami aritmia.
Dengan teknologi yang terus berkembang dalam setiap musim Haji, banyak yang bertanya-tanya tentang peran AI yang lebih besar dalam layanan sosial di masa depan.
Perlu perhatian khusus untuk memastikan bahwa teknologi baru yang diperkenalkan beroperasi dalam konteks budaya dan agama yang tepat untuk ritual keagamaan.
Meskipun AI mungkin tidak akan pernah dapat menggantikan sepenuhnya tenaga kerja manusia, teknologi ini dapat berkontribusi pada tujuan utama Arab Saudi untuk meningkatkan kualitas layanan dan memberikan pengalaman luar biasa bagi jutaan jamaah Haji setiap tahun.
- Artificial Intelligence Sebagai Masa Depan Dunia
- Robot Panduan AI: Inovasi Cerdas Arab Saudi untuk Meningkatkan Pengalaman Haji dan Umrah