Sejak Agustus hingga awal September 2025, jalan provinsi di Sulawesi Utara yang melewati Desa Bai, Kecamatan Nuangan, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim), ramai dipenuhi jemuran cengkih milik warga.
Fenomena itu muncul seiring musim panen cengkih. Warga memilih menjemur hasil panen di badan jalan karena di halaman rumah tak lagi memadai. Mereka menilai bahwa cengkih lebih cepat kering jika menjemur di atas aspal daripada di tanah.
Namun, kondisi ini membuat badan jalan menyempit. Sebagai dampaknya, pengendara perlu menurunkan kecepatan kendaraan dan mengalami kesulitan saat berpapasan. Beberapa pengendara pun bahkan mengkhawatirkan potensi kecelakaan.
“Kendaraan kecil saja kesulitan, apalagi jika ada kendaraan besar dari arah berlawanan,” kata seorang pengendara motor, Jumat (5/9/2025) sore.
Selain jalan menyempit, pengendara juga menyoroti keberadaan batu dan kayu di tepi terpal jemuran yang berfungsi sebagai pemberat. Menurut mereka, hal ini bisa membahayakan, terutama bagi pengendara yang baru pertama kali melintas.
“Orang yang sudah terbiasa mungkin bisa lebih waspada, tetapi bagi pengendara motor atau mobil yang baru melewati, hal itu sangat berisiko. Batu dan kayu di pinggir terpal bisa bikin jatuh kalau tidak waspada,” ujar pengendara lainnya.
Sangadi (Kepala Desa) Bai, Maman Dekwanto, mengaku pihaknya sudah berulang kali memberi peringatan. Ia menegaskan keselamatan pengguna jalan lebih penting daripada kenyamanan menjemur hasil panen.
“Kami sudah sampaikan secara terbuka, bahkan sampai dua kali imbauan. Saya juga perintahkan perangkat desa untuk menegur keras warga yang masih melanggar, karena ini menyangkut keselamatan orang banyak,” tegas Maman. (aah)
- Wow! Tak Lagi Jabat Kades di Nuangan Boltim Hamdan Arbie Ternyata Sibuk Urus Tanaman Satu Ini
- Banjir Rendam Ribuan Hektar Sawah di Bolmong, Petani Panen Lebih Awal
- DPRD Sebut Rancangan Awal RPJMD Boltim, Tak Masuk Akal