Melangkah ke Pilkada 2024: Drama Figur Cawabup Bolmut yang Mengundang Perhatian
Setelah dentuman suara pemilu legislatif (pileg) reda, panggung politik Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) kembali menyala. Sorotan tertuju pada wajah-wajah baru yang bakal bertarung dalam kontes Pilkada November 2024 mendatang.
Bukan rahasia lagi, Bolmut, seperti potret kebanyakan daerah, menggeliat dalam pembicaraan tentang siapa yang layak memimpin lima tahun mendatang. Dari pantai ke gunung, dari sangkub ke pinogaluman, muncul nama-nama yang dipandang berpotensi sebagai bakal Wakil Bupati Bolmut.
Tak ketinggalan, dalam peta politik Bolmut yang terbagi menjadi tiga wilayah (Dapil), masing-masing wilayah menelurkan tokoh-tokoh kuat yang siap berlaga pada Pilkada nanti.
Dapil Pulau Jawanya Bolmut, terkenal sebagai kantung pemilih terbesar, juga menyaksikan sosok-sosok yang digadang-gadangkan ke arena politik. Di Dapil II, yang mencakup wilayah Bolangitang Timur-Barat, terdapat Fadly Tadjudin Usup, sosok yang pernah 10 tahun memimpin Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa dan kini menggeluti bidang pendidikan dan kebudayaan.
Selain itu, terdapat pula Aditya Pontoh, mantan Aparatur Sipil Negara yang beralih haluan menjadi seorang pengusaha.
Sementara di Dapil III, yang meliputi Bintauna-Sangkub, muncul nama Arter Datunsolang, mantan Kepala Kantor Lingkungan Hidup yang kini berperan sebagai Kepala Bidang Aplikasi Informatika, Persandian, dan Statistik di Bolmut. Tak ketinggalan, ada pula Subhan Posangi, seorang akademisi yang kini menduduki posisi Dekan di Institut Agama Islam Negeri Sultan Amai Gorontalo.
Kehadiran banyak nama dalam bursa calon wakil bupati (cawabup) Bolmut dipandang sebagai hembusan segar oleh banyak kalangan. Dengan banyaknya opsi, masyarakat memiliki kesempatan untuk memilih figur yang sesungguhnya pantas di kursi itu.
Menurut pengamat politik Bolmut, Boni Tumbuan, setiap calon harus membuktikan rekam jejaknya kepada masyarakat. Apakah mereka memiliki pengalaman yang memadai untuk memimpin, ataukah mereka baru dalam arena ini, semua akan diperhitungkan.
“Mereka harus menunjukkan, baik sebagai aktivis, birokrat, akademisi atau politisi, apa yang sudah mereka lakukan. Elektabilitas mereka terletak pada seberapa baik masyarakat memahami peran mereka,” ujar Tumbuan, memberikan tanggapannya.
Tumbuan menekankan bahwa banyaknya kandidat adalah berkah bagi masyarakat, tetapi para kandidat juga harus memberi ruang bagi masyarakat untuk mempelajari latar belakang mereka. “Masyarakat semakin cerdas. Mereka tidak akan mudah tertipu oleh politik pencitraan semata. Mereka akan mencari fakta dari apa yang telah dilakukan kandidat selama ini,” tambahnya.
Lebih jauh lagi, menurut Tumbuan, para kandidat dari kalangan birokrat dan legislator yang berkeinginan ikut dalam Pilkada Bolmut harus bersedia mundur dari jabatannya sesuai dengan regulasi yang ada. “Aturan main harus diikuti. Pertanyaannya sekarang, apakah mereka mau atau tidak,” pungkasnya.
- 2 Sosok Muda Ini Digadang Jadi Wakil Bupati Boltim 2024
- Menuju Keindahan Baru: Bolmut Bersiap-Siap Sambut Transformasi Magis Enam Lapangan
- Sembilan Nama Dinilai Layak Jadi Kandidat Sekda Bolmut, Asripan Nani Kans Sekprov Sulut