Minal Aidin Walfaidzin, Mohon Maaf Lahir & Bathin

bLOG Waktu
BoltimDaerah

Tutup Pelatihan Kesehatan Jiwa, Wabup Boltim Argo Sumaiku Sebut Ini Bukan Akhir

Wakil Bupati Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Argo Vinsensius Sumaiku, resmi menutup Pelatihan Tenaga Kesehatan Terpadu Kesehatan Jiwa, Jumat (20/6/2025).

Pelatihan ini telah berlangsung sejak 16 Juni di Hotel Quality, Manado. Kegiatan tersebut digelar oleh Dinas Kesehatan Boltim bekerja sama dengan UPTD Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).

Advertisement

Penutupan acara dihadiri sejumlah pihak. Hadir di antaranya Kepala Bapelkes Sulawesi Utara dr. Samuel Tanos, Pj Sekda Boltim Iksan Pangalima, Plt Kepala Dinas Kesehatan Boltim Minarni Manoppo, para narasumber, serta peserta dari berbagai Puskesmas di wilayah Boltim.

Dalam kesempatan itu, Argo menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah untuk memperkuat kapasitas tenaga kesehatan, terutama di layanan primer. Ia menyebut kegiatan ini sebagai investasi jangka panjang untuk meningkatkan kualitas layanan, khususnya di bidang kesehatan jiwa.

“Pelatihan ini bukan akhir, tapi justru awal dari langkah besar kita menghadirkan layanan kesehatan jiwa yang lebih inklusif, terjangkau, dan bermartabat,” kata Argo.

Advertisement

Selama lima hari pelatihan, peserta dibekali beragam materi. Mulai dari peningkatan kesadaran tentang kesehatan jiwa, deteksi dini gangguan mental, hingga cara memfasilitasi akses layanan yang lebih baik dan berkualitas.

Salah satu pemateri yang ikut terlibat dalam kegiatan ini adalah Bupati Boltim, Oskar Manoppo.

Bupati Boltim Oskar Manoppo saat hadir membawakan materi dalam Pelatihan Tenaga Kesehatan Terpadu Kesehatan Jiwa.

Dalam pemaparannya, Oskar mengingatkan bahwa kesehatan jiwa tak bisa dipisahkan dari kesehatan secara keseluruhan. Menurutnya, perhatian terhadap kesehatan mental harus setara dengan perhatian terhadap kesehatan fisik.

“Kondisi jiwa yang sehat memungkinkan seseorang berfungsi secara optimal, baik secara fisik, mental, maupun sosial. Menjaga kesehatan jiwa adalah fondasi dalam membangun masyarakat yang tangguh,” ujar Oskar.

Advertisement

Lebih lanjut, Oskar mengungkapkan bahwa layanan kesehatan jiwa idealnya tak hanya menyembuhkan, tapi juga memanusiakan. Ia pun mendorong peserta pelatihan menjadi agen perubahan di tempat kerja masing-masing, dan ikut berperan menghapus stigma terhadap pasien gangguan jiwa.

“Mari kita ciptakan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan jiwa masyarakat, mulai dari tingkat keluarga hingga fasilitas layanan,” tandasnya (aah)

Advertisement

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button