Minal Aidin Walfaidzin, Mohon Maaf Lahir & Bathin

bLOG Waktu
Tekno

Waspada Modus Baru Phishing: Email “Resmi” Google Berhasil Menipu

Phishing Modern: Peringatan Keamanan Terasa Asli

Advertisement

Penjahat siber kini menciptakan email penipuan yang menyerupai peringatan resmi dari Google dan PayPal. Menurut laporan terbaru, mereka memanfaatkan tanda tangan DKIM valid untuk melewati pemeriksaan keamanan, sehingga pengguna sulit membedakan antara pesan nyata dan palsu.

Subpoena Palsu: Modus Pelaku Mengecoh Korban

Nick Johnson, lead developer Ethereum Name Service (ENS), menerima email berisi panggilan pengadilan (subpoena) dari pihak berwenang yang mengaku resmi dari Google. Dengan kalimat mendesak, email ini meminta Johnson “mengajukan keberatan” atas permintaan data akun—padahal semuanya palsu.

Advertisement

Trik sites.google.com: Halaman Login Palsu di Domain Resmi

Pelaku membangun halaman login palsu di layanan sites.google.com, lalu meminta Google mengirim email asli kepada mereka. Setelah itu, mereka meneruskan pesan resmi tersebut lengkap dengan konten penipuan, sehingga tampak lolos pemeriksaan DKIM dan muncul sebagai email Google yang sah.

Kelemahan DKIM: Cek Tanda Tangan Tanpa Envelope

Sistem DomainKeys Identified Mail (DKIM) memverifikasi isi pesan dan header, tetapi tidak memeriksa “amplop” pengirim (envelope). Karena itu, email palsu yang diteruskan pelaku tetap membawa tanda tangan DKIM valid, membuatnya lolos semua pemeriksaan dan muncul di kotak masuk seperti email resmi Google.

Advertisement

Metode Serupa pada PayPal

Tak hanya Google, penjahat siber juga meniru PayPal dengan memanfaatkan fitur “gift”. Email phishing dibuat seolah terkirim langsung dari alamat PayPal resmi, memancing korban mendownload lampiran atau mengklik tautan berbahaya.

Cara Ampuh Mencegah Klik Tautan Berbahaya

  1. Hindari Klik Tautan dalam email mendesak—ketik sendiri URL resmi di browser.
  2. Periksa Alamat Pengirim: Pastikan domain dan subdomain valid, bukan
    me@atau domain mirip.
  3. Gunakan Bookmark untuk login akun penting, bukan tautan sembarang.
  4. Cek Grammar & Desain: Email palsu sering punya typo atau tampilan tak seragam.
  5. Aktifkan Autentikasi Dua Faktor (2FA) untuk lapisan keamanan tambahan.

Advertisement

Refli Puasa

Aktif sebagai jurnalis sejak tahun 2010. "Mengamati, merespons, merekam dan menceritakan kisah" #DSAS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button