Fan Zhendong dan Chen Meng Mundur dari Peringkat ITTF: Alasan dan Reaksi Penggemar
Penyebab Mundurnya Fan Zhendong dan Chen Meng dari Peringkat Dunia ITTF
Dua juara Olimpiade asal China, Fan Zhendong dan Chen Meng, mengejutkan dunia dengan keputusan mereka untuk menarik diri dari peringkat dunia ITTF (Federasi Tenis Meja Internasional) pada hari Jumat (27/12/2024). Keputusan ini muncul hanya lima bulan setelah keduanya meraih medali emas Olimpiade di Paris, menambah kejutan bagi para penggemar tenis meja di China dan dunia.
Fan dan Chen, yang masing-masing meraih emas di nomor tunggal putra dan putri, serta nomor beregu pada Olimpiade Paris, mengungkapkan bahwa alasan utama mundurnya mereka terkait dengan peraturan baru yang mengharuskan pemain yang absen dari turnamen internasional untuk dikenakan denda.
Keputusan Mundur Bukan Pensiun, Namun Terkait Aturan Baru ITTF
Pada usia 27 tahun, Fan Zhendong mengumumkan keputusan mengejutkan tersebut melalui Weibo pada pukul 11 pagi. Meskipun menyatakan mundur dari peringkat dunia, Fan menegaskan bahwa ini bukan berarti dia pensiun dan masih berencana untuk berkompetisi di Pekan Olahraga Nasional pada November mendatang.
Chen Meng, yang berusia 30 tahun, juga membagikan keputusan serupa tiga jam kemudian, dengan mengirimkan surat yang sama ke ITTF bertajuk “Pemberitahuan Pensiun Karier Pemain.”
Fan Zhendong mengungkapkan, “Saya sudah memperkirakan bahwa Paris mungkin menjadi Olimpiade terakhir saya, dan saya akan memberikan segalanya untuk negara saya. Namun, setelah menyelesaikan misi Olimpiade, saya merasa belum memiliki rencana karier spesifik, kecuali untuk mengikuti Pekan Olahraga Nasional.”
Peraturan Baru WTT yang Mengharuskan Partisipasi dalam Turnamen Internasional
Fan juga mengungkapkan ketidaksetujuannya terhadap peraturan baru WTT (World Table Tennis) yang mengenakan denda bagi pemain yang tidak berpartisipasi dalam turnamen internasional. “Saya tidak bisa menerima peraturan ini, tetapi saya tetap menghormati organisasi internasional, dan karena itu saya memutuskan untuk mundur dari peringkat dunia,” kata Fan.
Sementara itu, Chen Meng mengungkapkan tekanan psikologis yang dirasakannya setelah Olimpiade dan mengungkapkan bahwa tubuhnya tidak lagi mampu bertahan dalam kompetisi dengan intensitas tinggi. Chen menyatakan bahwa keputusan ini juga dilatarbelakangi oleh alasan fisik dan kelelahan setelah Olimpiade Paris.
Pengumuman Mengejutkan: Reaksi Penggemar dan Kontroversi yang Muncul
Keputusan mundur dari peringkat dunia ini segera menjadi topik perbincangan di media sosial, terutama di Weibo, yang langsung menempati posisi teratas dalam daftar trending. Banyak penggemar yang terkejut dan memberikan reaksi positif terhadap keputusan Fan dan Chen, yang telah mengharumkan nama negara selama lebih dari 10 tahun.
Beberapa komentar di media sosial menyatakan, “Terima kasih atas segala perjuangan dan prestasi yang telah diberikan selama lebih dari 10 tahun. Anda tidak pernah mengecewakan negara.”
Namun, tidak sedikit juga yang mengkritik peraturan baru ITTF yang dianggap terlalu memberatkan para atlet. Seorang pengguna media sosial berkomentar, “Pada usia 27, dia sudah mendominasi dunia tenis meja, namun kini dipaksa untuk mundur. Aturan ini jelas merugikan para atlet.”
Pelanggaran Aturan Baru ITTF dan Denda yang Dikenakan
Berdasarkan aturan baru yang diterbitkan dalam buku panduan WTT 2025, pemain yang absen dari acara penting seperti WTT Grand Smash, WTT Champions, dan WTT Finals akan dikenakan denda yang bervariasi, tergantung pada peringkat pemain. Untuk setiap turnamen yang dilewatkan, denda yang dikenakan bisa mencapai US$5.000, dan jumlah denda ini akan berlipat ganda untuk pelanggaran yang berulang.
Fan Zhendong dan Chen Meng keduanya melewatkan WTT Finals di Fukuoka bulan lalu dan juga tidak akan berpartisipasi dalam WTT Grand Smash di Singapura pada Januari dan Februari mendatang. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk mundur dari peringkat dunia karena ketidaksetujuan terhadap peraturan ini.
Badai Kritik Terhadap Sistem dan Pengaturan Peraturan oleh WTT
Keputusan untuk menarik diri dari peringkat dunia ini bukan hanya masalah pribadi bagi kedua pemain, tetapi juga mencerminkan ketidakpuasan yang lebih luas terhadap kebijakan yang diterapkan oleh WTT. Aturan baru ini dianggap oleh banyak orang sebagai kurang menghormati atlet dan bisa berdampak buruk terhadap kesejahteraan fisik dan mental para pemain.
Beberapa penggemar berkomentar dengan nada humor, menyatakan bahwa pensiun Fan bisa berpotensi membuat WTT bangkrut, sementara yang lainnya menyebut peraturan tersebut “tidak menghargai perjuangan atlet.”
Fan dan Chen: Korban Budaya Penggemar yang Menekan Atlet
Tidak hanya berurusan dengan peraturan yang ketat, baik Fan Zhendong maupun Chen Meng juga telah menjadi korban dari budaya penggemar obsesif di China yang sering kali memberi tekanan berlebih kepada para atlet. Baru-baru ini, Fan Zhendong memohon kepada penggemar untuk menghormati privasinya setelah mengalami kerumunan penggemar yang mengganggu di lobi hotel.
Setelah Chen Meng memenangkan medali emas di tunggal putri Olimpiade Paris, Weibo bahkan memblokir lebih dari 300 akun yang dianggap telah “memicu konflik” karena mengkritik kemenangannya atas Sun Yingsha di final tenis meja. Ini menunjukkan betapa kompleksnya hubungan antara atlet dan penggemar di China.
Kesimpulan: Keputusan yang Mengejutkan, Dampak pada Dunia Tenis Meja
Keputusan Fan Zhendong dan Chen Meng untuk mundur dari peringkat dunia ITTF tentu saja mengejutkan, mengingat mereka berdua baru saja mencatatkan sejarah dengan medali emas Olimpiade mereka. Keputusan ini tidak hanya mencerminkan ketidakpuasan terhadap peraturan baru WTT, tetapi juga menunjukkan tekanan luar biasa yang harus dihadapi para atlet dalam dunia olahraga profesional.
Meskipun demikian, baik Fan dan Chen menegaskan bahwa mereka tidak pensiun dan akan tetap berkompetisi di Pekan Olahraga Nasional, menunjukkan bahwa mereka belum mengakhiri karier mereka meski mundur dari peringkat dunia.
- Chen Meng Berjaya di Saudi Smash 2024: Ratu di Ring Tenis Meja!
- Final Tunggal Putri Champions Macao 2023 Diraih Oleh WANG Manyu