Keputusan mengejutkan datang dari Pemerintah Kabupaten Gorontalo pasca pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Bank SulutGo (BSG) yang digelar Rabu, 9 April 2025. Dalam rapat yang berlangsung hingga dini hari tersebut, suasana panas tak terelakkan ketika susunan direksi dan komisaris baru diumumkan tanpa satupun perwakilan dari Gorontalo.
Reaksi keras disampaikan langsung oleh Bupati Gorontalo, Sofyan Puhi. Ia menyebut bahwa hasil RUPS BSG 2025 sangat mengecewakan dan jauh dari semangat kebersamaan sebagaimana slogan BSG, “Torang Pe Bank.”
“Ini bukan lagi Torang Pe Bank, tapi sudah jadi Dorang Pe Bank,” sindir Sofyan Puhi tajam, dalam keterangannya kepada media, Rabu (09/04/2025).
Gorontalo Putuskan Tarik Seluruh Saham dari BSG
Tak hanya sekadar pernyataan, Bupati Sofyan Puhi memastikan bahwa Pemerintah Kabupaten Gorontalo akan menarik seluruh saham yang selama ini disimpan di BSG.
Menurutnya, sikap sepihak dalam penentuan direksi dan komisaris tersebut sudah melewati batas kewajaran. Gorontalo, tegasnya, merasa diabaikan dan dipinggirkan.
“Perlakuan ini tidak manusiawi, mereka hanya mementingkan kelompoknya sendiri. Kami akan alihkan ke bank lain, masih banyak bank yang siap bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Gorontalo,” tegas Sofyan Puhi.
Akar Kekecewaan: Tak Satupun Putra Gorontalo di Kursi Direksi dan Komisaris
Kekecewaan memuncak karena tak ada satu pun putra daerah Gorontalo yang dipercaya masuk dalam jajaran Komisaris maupun Direksi baru Bank SulutGo. Padahal, kontribusi Gorontalo sebagai pemegang saham selama ini sangat signifikan.
Sebagai informasi, berikut susunan Komisaris BSG terbaru hasil RUPS 2025:
- Ramoy Markus Luntungan (Komisaris Utama)
- Jacklyn Koloay (Komisaris)
- Sam Sachrul Mamonto (Komisaris)
- Djafar Alkatiri (Komisaris)
- Max Kembuan (Komisaris)
Nama-nama tersebut dinilai lebih mencerminkan kepentingan kelompok tertentu, tanpa mempertimbangkan keadilan keterwakilan pemegang saham lainnya, khususnya dari Provinsi Gorontalo.
Kekecewaan Lama yang Terulang
Lebih jauh, Sofyan Puhi menyinggung bahwa perlakuan tidak adil seperti ini bukan kali pertama terjadi. Sejak Gorontalo masih satu provinsi dengan Sulawesi Utara, ketidakadilan serupa kerap dirasakan. Namun kini, keputusan sepihak dalam RUPS kali ini menjadi puncaknya.
“Sudah sejak lama kami rasakan ketidakadilan ini. Hari ini cukup sudah. Saatnya kami semua keluar dari BSG,” tegasnya lantang.
Gorontalo Siap Bangun Sinergi Baru dengan Bank Lain
Dengan keputusan menarik saham, Gorontalo bersiap membuka lembaran baru. Pemerintah daerah akan memindahkan seluruh kas daerah dan penyertaan modal ke bank lain yang lebih inklusif dan terbuka untuk kerja sama yang sejajar.
“Kami tidak kekurangan pilihan, banyak bank lain yang lebih terbuka dan siap membantu pembangunan daerah,” pungkas Sofyan.
Kesimpulan: Retaknya Hubungan BSG dan Gorontalo, Akankah Jadi Tsunami Finansial?
Peristiwa ini bukan sekadar dinamika dalam RUPS, tetapi sinyal kuat pecahnya kemitraan strategis antara Gorontalo dan Bank SulutGo. Dengan keputusan tegas Pemerintah Kabupaten Gorontalo menarik seluruh sahamnya, masa depan BSG pun ikut dipertaruhkan.
Apakah langkah Gorontalo ini akan menjadi awal dari “tsunami finansial” bagi BSG? Hanya waktu yang bisa menjawab.
- RUPS Bank SulutGo: Misi Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat
- RUPS-LB PT. Bank SulutGo 2024: Pertanggungjawaban Direksi dan Harapan Peningkatan Pendapatan Daerah