Waktu.news | Dalam gerimis yang tak henti, Senin (12/2) menjadi saksi ketika hujan deras menghantam sejumlah wilayah di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, memicu kisah tragis banjir yang menyedihkan.
Dari jajaran Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara di bawah arahan Penjabat Bupati, Sirajudin Lasena, berita tragis datang: 24 rumah terendam di Desa Sonuo, Kecamatan Bolangitang Barat. Warga terpaksa tidur di atas meja, berharap untuk menghindari air yang meluap masuk ke rumah mereka.
“Sudah 24 rumah terendam banjir di Desa Sonuo, Pak Bupati. Dan masih bisa bertambah jika hujan terus-menerus mengguyur,” ujar Sangadi Desa Sonuo, Harsono Puasa, sambil menyampaikan laporan kepada Penjabat Bupati Bolmut, Sirajudin Lasena, yang turun langsung meninjau situasi pada malam hari.
Namun, cerita pilu tak berhenti di sini. Banjir juga memporak-porandakan rumah-rumah di desa-desa tetangga seperti Jambusarang, Langi, dan Ollot. Menurut Kamil Pontoh, Camat Bolangitang Barat, selain hujan deras, kurangnya pemeliharaan terhadap gorong-gorong menjadi penyebab utama banjir.
Gorong-gorong kecil yang dibangun oleh Balai Jalan Provinsi Sulut, kata Kamil, tidak mampu menangani debit air yang tinggi. “Airnya masih tinggi di sini, tapi di sana terlihat sedikit,” katanya.
Warga Desa Sonuo menyampaikan keluhan bahwa gorong-gorong yang ada sudah berusia sejak tahun 1984 tanpa pernah direhabilitasi. “Kalau dibangun seperti di Desa Totey, mungkin tidak akan banjir seperti ini,” ujar salah seorang warga.
Sementara itu, di Desa Bunia dan Desa Kopi Kecamatan Bintauna, kondisi gorong-gorong di bawah jalan trans Sulawesi juga memprihatinkan. Sawah warga terendam air, mengancam gagal panen.
Menyikapi hal ini, Penjabat Bupati Bolmut, Sirajudin Lasena, menyatakan akan segera berkoordinasi dengan pihak terkait untuk membangun infrastruktur yang memadai guna mencegah bencana serupa di masa mendatang.
Namun, desakan dari elemen masyarakat pun mengemuka. Ketua Lembaga Pengawal Kebijakan Pemerintah dan Keadilan (LPKPK) Bolmut, Fadli Alamri, menegaskan pentingnya tindakan segera dari Balai Jalan dan Balai Sungai Provinsi Sulawesi Utara untuk memperbaiki dan membangun infrastruktur yang memadai.
“Jangan tunggu ada korban, baru bergerak. Lakukan tindakan sekarang untuk mencegah dampak buruk yang lebih besar di masa depan,” tegasnya.
Ini adalah cerita perjuangan melawan banjir yang menuntut keseriusan dan tindakan nyata dari semua pihak terkait. Semoga langkah-langkah yang diambil dapat memberikan perlindungan yang lebih baik bagi masyarakat Bolmut, agar mereka dapat hidup dalam kedamaian dan kemakmuran yang layak.
- Presiden Minta Daerah Siapkan Anggaran Penanggulangan Bencana
- Nelayan Bolmong dan Bolmut Dihantam Angin Kencang dan Hujan Deras, Satu Dikabarkan Hilang