Waktu.news | Sebagai upaya mempercepat penanggulangan tuberkolosis di Indonesia, pemerintah melalui Kemenko pmk mengalahkan rencana aksi program terpadu kemitraan penanggulangan untuk berkoalisi atau aksi proteksi.
Menteri koordinator pembangunan manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dalam sambutannya di acara aksi proteksi wadah kemitraan penanggulangan TBC mengungkapkan, Indonesia menempati urutan ketiga penyumbang kasus tuberkolosis atau tbc terbanyak di dunia.
Berdasarkan data global report, thousand twenty one, Indonesia masuk 10 besar negara dengan beban kasus tbc CTHIV dan TBRO terbanyak di dunia.
Sementara itu, Muhadjir menyampaikan berdasarkan data yang dimiliki oleh pemerintah, diperkirakan Indonesia saat ini terdapat 824.000 kasus dengan kasus tbc resisten obat atau TBRO sebanyak 8268 kasus serta baru sekitar 61%. Pas yang TBRO yang memulai pengobatan di tahun 2021. Untuk itu masih terdapat sekitar 40% yang belum bisa dikirim untuk berobat.
Dalam hal ini, Muhadjir mengatakan bahwa penanganan Merupakan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat. Oleh sebab itu, pergerakan peran serta masyarakat memegang peranan penting dalam pencegahan, pengendalian dan penanggulangan.
Indonesia Perkuat Pencegahan Terorisme di Media Sosial
Bukan sebuah prestasi, Suatu hal yang agak memalukan akan tetapi Mudah mudahan semuanya bisa menjadi cambuk, Memotivasi kita untuk Bersama-sama lebih memperkuat komitmen di dalam menanggulangi TBC dan pada akhirnya mencapai eliminasi TBC Tahun 2030. (rhp)