Kisah Klasik Paskibraka Bolmut 2002
Catatan Oleh : Apong Pangau
Sebenarnya saya ngak pintar untuk nulis tapi begitu baca-baca berita masalah desas desus Paskibraka Bolmut di beberapa media social maupun Media Elektronik dan Cetak, akhirnya semangat 45 saya pun ikut naik walaupun udah lama di kuburan, hehehehe…just kidding.
Antara berani dan tidak untuk melanjutkan tulisan ini, kurang kage le.. iyo to, hahahaha. Sebotol bear brand dan sebungkus sampoerna akhirnya bisa menyelesaikan catatan ini.
Memory Paskibraka Bolmut 2002
Memory paskibraka Bolmut 2002 sampai dengan sekarang masih terekam di dalam memory brainKU walaupun kapasitas nampungnya masih standar, sekitar 128 Mb, hehehe…
Senangnya Dalam Hati (bukan lagu dewa ya), 😀 Kala itu saya terpilih sebagai anggota pasibraka pasukan delapan. Rasa senang, bangga dan bercampur semangat pun terbias terus kala pulang dari sekolah bersama teman-teman yang senasib dan sepenaggunangan.
Kami Latihan pagi dengan modal ikat pinggang dari pelatih pak Kalpana Nani.
Latihan jam 8 pagi dan selesai 11.30 dan itupun kami lanjut dengan kegiatan belajar menagajar Dan dilanjutkan lagi latihannya pada sore hari pukul 2.30 dan selesai jam 5.30.
Dalam proses latihan, kami masih bertemu dengan zaman bahela kata orang-orang, masa dimana masih ada temang-teman yang menggunakan tombong kapala sebagai minyak rambut dan handbody biar mo latihan dorang nda mo bilang ba KAU, 😀 dan bahkan masih menggunakan balimbing ato lemong sebagai pengganti rexona, ini nyata dan yang membaca harap jangan tatawa neh, pernah pake staw, hahaha…kidding bro/sis.
Begitu tiba hari H (pelaksanaan) penaikan bendera merah putih, dari rumah sudah di suguhin dengan the hangat kalau ngak ada ya air panas saja untuk jaga kondisi tubuh agar tidak pusing nanti dalam pelaksanaan penaikan bendera.
Setibanya di lapangan dengan modal sepasang tapak kaki, kamipun di suguhin dengan susu kacang ijo sebagai penambah stamina.
Alhadulilah pasukan pengibar bendera (pasukan 8, 45, 17) selesai melaksanakan tugas Negara, Penaikan Bendera dengan sempurna
Begitu kami Selesai melaksanakan penurunan bendera yang datang sosok seorang guru pak Kalpana Nani, menyambut dengan senyuman tawa dan peluk dan kamipun senang sekali dan bangga bisa melaksanakan tugas yang di berikan.
Pak kalpana nani adalah sosok yang sudah berjasa dan berbuat untuk daerah ini tapi ngak ada orang yang tau.
KAMI BANGGA JADI ANGGOTA PASKIBRAKA
Yang ada hanya tinggal cerita antara kawan-kawan paskibraka, Dilupakan pada hari itu juga tapi tidak ingin dipuji atau di sanjung setelah itu.
Sebab Kami tidak kenal kata ikhlas, tidak kenal kata sanjungan, tidak kenal kata pujian yang kami tau ini adalah tugas kami sebagai pemuda yang di berikan amanah untuk melanjutkan dan mengenang jasa perjuangan para pahlawan, merdekaaaa
Fotopun kami paskibraka kala itu entah ada atau tidak (maklum blum ada hengpong) disekolahpun kalau masih ada alhamdulilah, pengen sih di selpiin waktu itu dan masuk media social dan di terbitkan di media seperti Koran bali, heheheheh berharap sambil nunduk kepala kaya hening cipta…..
Tribun dan tiang bendera pun yang jadi saksi waktu itu, sekarang udah ngak ada lagi, apalagi om dan guru kami yang lain sudah tiada.
Sampai tulisan ini selesai, kami lupa sepatu vantovel dan hanskun yang belum di kembalikan 😀 …