Pemusatan Salat Idul Fitri di Lapangan Sepak Bola Nuangan Tuai Tanggapan Tokoh Masyarakat
WAKTU.news – Keputusan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bolaang Mongondow Timur (Boltim) memusatkan tempat pelaksanaan Salat Idul Fitri 1444 Hijriah di Lapangan Garuda Nuangan menuai beragam tanggapan sejumlah tokoh masyarakat.
Pasalnya, keputusan pemusatan Salat Idul Fitri di lapangan sepak bola itu dianggap tidak melibatkan para tokoh masyarakat dan pemuka agama.
Berdasarkan informasi yang diperoleh waktu.news, pemusatan salat berjamaah ini dikhususkan untuk warga umat muslim di 7 desa di kecamatan Nuangan saja.
Masing-masing desa itu adalah Desa Nuangan, Nuangan I (satu), Nuangan Selatan, Nuangan Barat, Idumun, Loyow dan Iyok.
Menurut mantan Kepala Desa Nuangan Barat, Lutfi Mokoagow, semestinya keputusan pemusatan Salat Ied tersebut terbih dahulu mengambil atau mempertimbangkan pendapat dari tokoh masyarakat dan pemuka agama di tiap desa.
Masalahnya, kata dia, selain kapasitas tempat yang dinilai bakal tidak cukup menampung warga muslim di 7 desa, lapangan sepak bola itu sering menjadi tempat bermainnya anjing.
“Bagi saya tidak menjadi soal. Cuma yang menjadi dampak nanti, ketika dipusatkan disatu tempat itu minimal dimusyawarakan dulu dengan para tokoh. Alasan pertama, tempat itu tidak steril. Karena tempat sujud itu, harus steril dari semua najis,” kata Lutfi Mokoagow.
Luthfi juga khawatir, keputusan memusatkan Salat Ied ini juga akan berdampak pada zakat fitrah nanti. Alasanya, terdapat kebiasaan atau tradisi warga muslim Nuangan dalam mengeluarkan zakat. Tradisi bayar zakat itu adalah ketika mereka menerima awal Tarawih dan menjemput hari kemenangan di masjid.
“Saya khawatir ini akan berdampak di zakat kalau masjid tidak digunakan sebagai tempat untuk sembahyang Idul Fitri” ungkapnya.
Seperti halnya Lutfi Mokoagow, mantan Kepala Desa Nuangan, Hamdan Arbie juga menanggapi keputusan pemerintah daerah memusatkan Salat Idul Fitri di lapangan.
Menurutnya, keputusan tersebut cukup mengejutkan warga. Soalnya, Salat Idul Fitri berjamaah di lapangan adalah sesuatu yang baru pertama kali akan dilaksanakan di Nuangan.
“Menurut saya ini tidak ada yang salah, hanya saja hal ini tidak terkonfirmasi lebih dahulu. Kemudian, kepala-kepala desa ini tidak mengundang tokoh-tokoh masyarakat,” ujar Hamdan.
Lebih lanjut Hamdan mengatakan, warga bukannya menolak keputusan pemusatan Salat Ied. Namun, hanya menyayangkan keputusan pemerintah daerah datang disaat telah ada musyawarah kesepakatan yang akan bertindak sebagai khatib dalam pelaksanaan Idul Fitri di masjid jami Nuangan.
“Contoh, di sini (masjid nuangan) sudah dinyatakan bahwa habib Umar akan naik khubah. Tiba-tiba dimintakan bahwa semua akan salat di Lapangan. Makanya habib sudah berangkat, sudah ke Ternate. Nah ini yang membuat warga, bunkannya sakit hati, tapi mereka kecewa,” kata Hamdan Arbie.
Terkait reaksi reaksi yang muncul terhadap pemusatan penyelenggaraan Idul Fitri di lapangan sepak bola Nuangan, Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Pemkab Boltim, Rita Kamumu mengatakan baru mengetahuinya.
“Saya baru dapat informasi ini, nanti saya sampaikan ke pimpinan. Soalnya kami ada panitia banyak, ada PHBI, kemudian sudah rapat dengan SKPD termasuk camat-camat juga. Nah, camat-camat sudah setuju bahwa pelaksanaan sholat Ied di kecamatan Nuangan. Kalau terjadi riak-riak di situ belum ada laporan sih, justru saya baru tahu ini,” kata Rita Kamumu saat ditemui waktu.news, Senin (10/4/2023), dua hari lalu.
Rita mengungkapkan, meski lapangan Nuangan dipilih sebagai tempat Salat Idul Fitri. Namun, menurutnya hanya empat desa saja yang disepakati bisa melaksanakan salat berjamaah di lapangan.
“Alasanya, kalau misalnya hujan dan bergeser ke masjid apa cukup menampung satu kecamatan. Akhirnya disepakati cuma desa Nuangan bersatu. Jadi desa-desa lain apa lagi yang sudah jauh silahkan salat di masjid masing-masing,” ungkapnya.
Rita menambahkan, lapangan yang menjadi tempat Salat Ied nantinya akan di alasi terpal dan karpet.
“Itu rencananya di rapat, itu akan di alas dengan terpal. Itu sudah tugasnya kecamatan dan desa sekitar untuk mengalas terpal,” tambahnya. (aah)