Pendiri Google DeepMind: AS Harus Mewajibkan Etika Penggunaan Chip AI Nvidia
Waktu.news | Pendiri Google DeepMind, Mustafa Suleyman, menyuarakan pandangannya kepada Financial Times pada hari Jumat lalu, yang mengatakan bahwa Amerika Serikat seharusnya menerapkan syarat khusus untuk pembeli chip kecerdasan buatan (AI) dari Nvidia. Syarat ini adalah komitmen pengguna untuk menggunakan teknologi AI ini secara etis.
Suleyman juga mendesak Amerika Serikat untuk menegakkan standar global minimum dalam penggunaan AI. Dia menekankan pentingnya perusahaan-perusahaan sepakat untuk mematuhi komitmen yang telah diberikan oleh perusahaan-perusahaan terkemuka di bidang AI kepada Gedung Putih pada bulan Juli. Langkah-langkah tersebut termasuk memberi watermark pada konten yang dihasilkan oleh AI demi menjadikan teknologi ini lebih aman.
“Sebaiknya Amerika Serikat mewajibkan setiap pembeli chip Nvidia setidaknya menandatangani komitmen sukarela tersebut, dan mungkin bahkan lebih dari itu,” ungkap Suleyman dengan tegas.
Sementara itu, Amerika Serikat telah memperluas pembatasan ekspor chip kecerdasan buatan yang canggih dari Nvidia dan Advanced Micro Devices (AMD) ke luar China, melibatkan beberapa negara di Timur Tengah.
Menariknya, Mustafa Suleyman juga merupakan CEO dari Inflection AI, sebuah startup AI yang didukung oleh Microsoft dan berhasil menghimpun dana sebesar $1,3 miliar pada bulan Juni dari investasi, termasuk dari Nvidia dan berbagai perusahaan lainnya.
Pada bulan Mei, Inflection AI juga mengeluarkan AI chatbot bernama Pi, yang menggunakan teknologi AI generatif untuk berinteraksi dengan pengguna melalui percakapan. Dengan Pi, orang dapat mengajukan pertanyaan dan berbagi minat mereka.
Semakin banyak eksekutif dan para ahli yang mendesak para pengembang AI untuk bekerja sama dengan pembuat kebijakan demi tata kelola dan regulasi yang lebih baik dalam pengembangan teknologi ini. (red)