Penuhi Kebutuhan Nasional, Pemerintah Menaikkan Produksi Jagung
Waktu.news | Pemerintah mendorong penggunaan bibit unggul hibrida jagung guna meningkatkan produksi jagung nasional. Peningkatan produksi jagung dilakukan dengan pembukaan lahan baru dan meningkatkan pemasaran.
Sebagai upaya meningkatkan produksi jagung nasional dari hulu hingga hilir yang start dari papua, papua barat, NT Maluku, Maluku Utara hingga Kalimantan Utara.
Pemerintah mendorong bibit unggul hibrida jagung melalui pembukaan lahan baru intensifikasi dan ekstensifikasi lahan hingga peningkatan pemasaran, peningkatan produksi dan ekstensifikasi lahan tersebut guna menyikapi harga global jagung. Dan kini berada di kisaran $335 per ton atau setara dengan Rp 5.000 per kilogram.
Oleh karena itu, salah satu langkah yang kita lakukan dalam intensifikasi dan ekstensifikasi produksi jagung adalah dengan mendorong bibit gmo yang bisa memproduksi Antara 10,6 sampai dengan 13,7 juta ton per hektar.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, Ada 14 paritas Antara lain Pertiwi 3 f satu BC. Kemudian ada k perkasa ada singa ada bima ada dahsyat ada p 3 6 dan yang lain artinya hibrida ini berbasis hibrida nasional dan Nanti Mentan akan melakukan perubahan dan terhadap regulasi terkait dengan GMO serta pemerintah juga mendorong pengembangan alat mesin pertanian bisa menggunakan kredit dari perbankan.
Nah, KUR yang kemarin 373 triliun untuk tahun depan juga kita naikkan menjadi sekitar 460 triliun. Jadi ruangnya cukup besar untuk mendorong ekstensifikasi daripada petani Jagung,” kata Airlangga.
Sementara itu, menteri pertanian Syahrul Yasin Limpo menyampaikan bahwa saat ini pemerintah sudah tidak mengimpor jagung kecuali untuk kebutuhan industri. Mentan juga menjelaskan produksi jagung nasional saat ini berada di atas 18 juta ton Lebih kebutuhan dalam negeri yang hanya 14,7 juta ton.
Pembukaan Tambang Emas Blok Doup di Boltim Maladministrasi
Kita sebenarnya over stoknya cukup. Tetapi Menko memberikan penggarisan kebutuhan nasional menjadi sangat penting nanti sesudah kita lihat apa yang memang harus kita lakukan, barulah kita berpikir untuk meningkatkan ke Langkah-langkah berikutnya, baik ekspor maupun peningkatan kebutuhan industri dalam negeri kita. (rhp)