Minal Aidin Walfaidzin, Mohon Maaf Lahir & Bathin

bLOG Waktu
BoltimDaerah

Peringatan Hari Lahir Pancasila 2025, Bupati Boltim Sampaikan Empat Pesan Ini

Upacara Hari Lahir Pancasila di Boltim jadi panggung Bupati Oskar Manoppo menyerukan revitalisasi nilai Pancasila di era digital dan globalisasi

Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) memperingati Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2025 di Lapangan Gogaluman pada Senin (2/6/2025) pagi.

Kegiatan tersebut menjadi momentum penting untuk meneguhkan kembali nilai-nilai Pancasila sebagai fondasi bangsa.

Advertisement

Bupati Oskar Manoppo, yang bertindak sebagai inspektur upacara, menyampaikan empat pesan kunci untuk menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks, terutama di era digital dan globalisasi.

Dalam amanatnya, Oskar mengulas meningkatnya ancaman terhadap ideologi bangsa di era globalisasi. Ia mengingatkan bahwa tantangan terhadap Pancasila kini hadir dalam berbagai bentuk yang mengganggu persatuan nasional.

“Dalam era globalisasi dan digitalisasi yang semakin kompleks, tantangan terhadap Pancasila pun semakin nyata. Kita menyaksikan penyebaran paham-paham ekstremisme, radikalisme, intoleransi, hingga disinformasi yang mengancam kohesi sosial kita,” ujar Oskar Manoppo di hadapan para pejabat, pelajar, dan masyarakat.

Advertisement

Oskar mengajak seluruh warga Boltim menggunakan Asta Cita sebagai pedoman bersama dalam memperkuat Pancasila di berbagai sektor kehidupan. Ia menegaskan bahwa masyarakat tidak cukup hanya menghafal nilai-nilai dasar bangsa, tetapi juga harus mewujudkannya dalam tindakan nyata.

“Oleh karena itu, melalui Asta Cita, kita harus melakukan revitalisasi nilai-nilai Pancasila dalam segala dimensi kehidupan: dari pendidikan, birokrasi, ekonomi, hingga ruang-ruang digital,” jelasnya.

Dalam sektor pendidikan, Oskar menyoroti pentingnya penanaman nilai Pancasila sejak dini. Ia berharap institusi pendidikan menjalankan fungsi bukan hanya sebagai tempat belajar, tetapi juga sebagai wadah pembentukan karakter generasi muda.

“Pertama, dalam dunia pendidikan, kita perlu menanamkan Pancasila sejak dini, bukan sekadar dalam pelajaran formal, tetapi dalam praktik keseharian. Sekolah dan universitas harus menjadi tempat lahirnya generasi yang cerdas secara intelektual, tangguh secara karakter dan kuat dalam integritas moral,” ucapnya.

Advertisement

Untuk pesan kedua, Oskar menyampaikannya langsung kepada birokrasi. Ia meminta seluruh jajaran pemerintahan merancang program yang mencerminkan semangat keadilan dan keberpihakan kepada rakyat.

“Kedua, di lingkungan pemerintahan dan birokrasi, nilai-nilai Pancasila harus hadir dalam bentuk pelayanan publik yang berkeadilan, transparan dan berpihak pada rakyat. Setiap kebijakan dan program harus mencerminkan semangat kemanusiaan dan keadilan sosial, bukan kepentingan kelompok atau golongan,” tegasnya.

Dalam aspek ekonomi, ia mendorong pemerataan hasil pembangunan dan meminta semua pihak memberdayakan UMKM sebagai wujud konkret sila kelima.

“Ketiga, dalam bidang ekonomi, kita perlu memastikan bahwa pembangunan tidak hanya dinikmati oleh segelintir orang, tetapi menjadi berkah bagi seluruh rakyat Indonesia. Keadilan sosial, sebagaimana termaktub dalam sila kelima Pancasila, harus menjadi arus utama. UMKM, ekonomi kerakyatan dan ekonomi digital harus diberdayakan agar tidak ada warga yang tertinggal dalam kemajuan bangsa,” jelasnya lagi.

Terakhir, Oskar menekankan pentingnya etika dalam ruang digital. Ia mendorong masyarakat menjadikan Pancasila sebagai panduan saat bermedia sosial.

“Keempat, dalam ruang digital, kita harus membangun kesadaran kolektif bahwa dunia maya bukan ruang bebas nilai. Etika, toleransi dan saling menghargai tetap harus ditegakkan. Pancasila harus menjadi panduan dalam berinteraksi di media sosial maupun platform digital lainnya. Mari kita perangi hoaks, ujaran kebencian dan provokasi, dengan literasi digital dan semangat gotong-royong,” ajaknya. (aah)

Advertisement

Advertisement

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button