
Proyek rabat beton jalan perkebunan Motompot di Desa Matabulu, Kecamatan Nuangan, Kabupaten Bolaang Mongodow Timur (Boltim) mulai menjadi pembicaraan hangat warga.
Pasalnya, proyek yang dibiayai Dana Desa tahun anggaran 2024 ini justru memunculkan banyak tanda tanya. Bagaimana tidak? Hingga masuk akhir Januari 2025, belum ada tanda-tanda pengerjaan.
Yang lebih mengejutkan, biaya tenaga kerja harian (HOK)untuk proyek ini juga kabarnya telah dicairkan. Namun, bukannya terlihat hasil kerja, jalan perkebunan itu masih saja dalam kondisi seperti sebelumnya tanpa perubahan sedikit pun.
“Kan sudah cair semua HOK-nya, bahannya, tapi belum dikerjakan sampai sekarang,” ungkap seorang warga Matabulu yang enggan disebut namanya belum lama ini.
Bukan hanya itu, salah satu bahan inti untuk proyek, yakni semen, dilaporkan sudah mengeras akibat terlalu lama dibiarkan.
“Ini anggaran 2024, tahun lalu. Sedangkan semennya yang mereka taruh di BPU sudah mengeras,” beber sumber tersebut.
Penjabat Kepala Desa Matabulu, Pario Mokoginta, ketika dikonfirmasi mengakui adanya kendala dalam proyek tersebut. Ia menjelaskan bahwa kendalanya adalah soal pajak.
“Karena dia (dana pekerjaan) masuk di tahap empat, terkendala dengan pajak. Eh kalau ini tidak terkendala, cuma dia memang nanti di tahap tiga empat. Jadi, dananya juga kan, hmmm,” ujar Pario Mokoginta, Selasa (21/1/2025).
Pario juga menambahkan bahwa semen untuk proyek tersebut baru diangkut pada Senin belum lama ini. Ia pun menepis anggapan bahwa bahan utama proyek itu telah mengeras.
“Semennya baru diangkut hari Senin, itu ada di BPU. Kalau semen di rumah Sekdes itu mukin miliknya, dia sedang membangun. Pekerjaan (proyek) sudah mulai berjalan,” tegasnya.
Di tempat terpisah, Sekretaris Desa Matabulu, Bahrudin Mamonto, menjelaskan bahwa kesalahan pada Rencana Anggaran Biaya (RAB) turut menjadi penghambat.
“Ini yang membuat RAB salah. Kerikil di RAB cuma dibuat 250 ribu rupiah per kubik. Yang mereka (penyedia material) minta 375 ribu rupiah, kami yang pergi mengambil. Salah-salah sudah di proses, tidak dilaksakan salah, dilaksanakan juga salah. Jadi sudah ilang slak (mati gaya) sama sekali ini,” ujar Bahrudin Mamonto dengan nada frustasi.
Meski demikian, Bahrudin menegaskan proyek tersebut tetap akan diselesaikan. “Pekerjaan sementara proses. Yang jelas sebelum pemeriksaan akan selesa di kerjakan,” tegasnya.
Lebih lanjut, Bahrudin mengaku proyek rabat beton ini memiliki panjang 300 meter dengan anggaran Rp48 juta. Ia bahkan mengatakan bahwa proses pencairan dana yang lambat juga menjadi hambatan pengerjaan proyek ini.
“Lantaran prosesnya (pencairan) lama, nanti tanggal 30 Desember (2024) dia berproses. Bahan-bahan (semen) di beli dan nanti tanggal 6 januari (2025), termasuk ini (di rumah),” tandasnya. (aah)
- PLN Kotamobagu Buka Suara, Pendirian Tiang Listrik di Boltim Telah Mendapat Izin Bupati
- Terkuak! Perubahan Sejumlah Nama Penerima BLT DD 2024 Matabulu Boltim Tanpa Libatkan BPD
- Ketua Komisi I DPRD Boltim Sebut Tindakan Pj Kepala Desa Matabulu Ganti Penerima BLT DD 2024 Tak Sah