✨ Minal Aidin Walfaidzin, Mohon Maaf Lahir & Bathin

bLOG Waktu
BoltimDaerah

PT PUM Sosialisasikan Rencana Tambak Udang di Matabulu Boltim

PT Persada Unggul Matabulu (PUM) menggelar sosialisasi rencana pembangunan tambak udang di wilayah perkebunan Oyuot, Desa Matabulu, Kecamatan Nuangan, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim), pada Selasa (13/5/2025) sore.

Acara ini difasilitasi oleh Pemerintah Desa Matabulu dan dihadiri langsung oleh pihak PT PUM, di antaranya Rezh Anggadani Aris.

Advertisement

Turut hadir pula Camat Nuangan Mursit Mamonto, Danramil 1303-5 Kotabunan, Peltu Junil Tehalu, Sangadi (Kepala Desa) Matabulu Andika Mamonto, Kepala Desa Matabulu Timur Ema Tetty S. Mutu, perangkat desa, anggota BPD, serta sejumlah perwakilan masyarakat.

Dalam kegiatan ini, warga cukup aktif menyampaikan berbagai pertanyaan, mulai dari peluang kerja, kontribusi perusahaan terhadap masyarakat, hingga dampak lingkungan dari tambak udang.

Terkait tenaga kerja, Rezh Anggadani Aris selaku pimpinan perusahaan menegaskan bahwa pihaknya akan membuka peluang untuk warga lokal, namun tetap harus melalui proses seleksi agar adil bagi semua pihak.

Advertisement

“Kalau mengenai berkah atau tidak, itu tadi pak, balik lagi e nanti kan kita pasti butuh tenaga kerja, tapi pasti kan harus diseleksi, supaya adil loh kan juga kepada semua pak,” ujar Rezh.

Ia juga memberi ilustrasi soal kualifikasi tenaga kerja. “Jadi misalnya seperti begini pak, eh saya punya kantor, saya butuh orang yang bisa menggunakan komputer, kan nggak mungkin saya, apa namanya, mengangkat orang yang tidak memgerti komputer pak, begitu. Tapi sebisa mungkin saya pengen sekali mengangkat orang-orang di daerah sini pak, pasti, gitu,” katanya.

“Jadi nanti kita sesuaikan, kalau memang misalnya dia kampuannya A, ya kita coba,” sambungnya.

Rezh juga menanggapi pertanyaan soal kontribusi perusahaan ke masyarakat setiap kali panen, ia menyampaikan bahwa usaha tambak memiliki risiko tinggi.

Advertisement

“Kalau mengenai setiap kali panen kita harus kontribusi, pertanyaanya pak, bapak tahu nggak yang namannya pelihara udang itu belum tentu berhasil pak, nggak setiap kali saya beli udang bayi saya gedein itu bisa berhasil,” kata Rezh.

Ia juga menjelaskan potensi kerugian yang mungkin terjadi. “Nah pertanyaannya kalau rugi bagaimana? Kalau udangnya mati bagaimana? Bapak mau ikut nanggung? Ayo, mau nggak sama-sama kita nanggung, kalau untung kita bagi, kalau rugi berarti bapak nanggung juga, kan nggak mau pak begitu, ya,” ujarnya.

Disoal dampak lingkungan, Rezh juga menegaskan bahwa pihaknya sangat memperhatikan kualitas air dalam budidaya udang.

“Satu lagi pak, mengenai lingkungan, tadi bapak bilang yang terdampak dari tambak udang. Kalau saya pelihara udang, yang paling penting itu adalah air pak. Kalau airnya bersih udangnya mungkin sehat, mungkin ya, mungkin bukan pasti mungkin sehat,” jelasnya.

Ia juga menerangkan tentang sistem pengelolaan limbah air sebelum dibuang ke lingkungan. “Jadi waktu kita buang airnya juga pun pasti kita olah dulu baru, bukan sembarangan air yang kotor itu kita buang, ada yang namanya Ipal. Ipal itu kita tampung dulu semua air kotor, kita taruh ikan di situ, kita coba apakah ikannya hidup, kalau hidup kita buang,” kata Rezh.

Menurutnya, keberhasilan budidaya udang sangat bergantung pada lingkungan yang sehat. “Jadi nggak mungkin pak pelihara makhluk hidup tapi kita tidak memikirkan alam, untuk menunjang si udang itu untuk hidup dengan baik karena kami juga mau sukses pak, kami juga mau untung, kalau kami untung masa kita nggak bagi-bagi, tapi kalau kami buntung apa yang mau dibagi, yah,” katanya.

Advertisement

Rezh juga menegaskan bahwa saat ini pihaknya masih dalam tahap perencanaan dan desain, belum memulai pembangunan fisik tambak.

“Begini pak, sekali lagi saya kasih tahu kami sekarang masih proses untuk bikin desain ya, belum ini pak, belum bikin tambak kami. Jadi kalau kami bikin desain ini udah susah, lebih baik nggak jadi pak, nggak usah, buat kami tanah itu ya udah biarin aja udah, suruh ini aja pak dikenai matahari aja udah, itu bukan yang kita mau sama-sama pak, kita mau supaya sama-sama kita bekerja sama yang baik,” tandasnya.

Sosialisasi tersebut juga memuat 10 poin hasil sosialisasi, diantaranya adalah pelibatan tenaga kerja lokal, kepatuhan terhadap regulasi lingkungan, serta kontribusi terhadap pembangunan sosial dan ekonomi di wilayah sekitar. Hasil ini menjadi acuan tanggungjawab perusahaan dalam menjalankan kegiatan tambak ke depan. (aah)

Advertisement

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button