Seorang Remaja 17 Tahun Pingsan Usai di Vaksin
Tutuyan, WAKTU.news – Seorang remaja di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur pingsan usai di vaksin pada Kamis, (14/10/2021) siang.
Remaja yang belakangan diketahui bernama Marsyadia Saputri Paputungan alias Caca ini, diduga belum sarapan saat mendatangi tempat pelaksanaan vaksinasi massal COVID-19, di jalan dua jalur Tutuyan.
Menurut salah seorang peserta vaksinasi, tak lama setelah dilakukan penyuntikan, Caca tiba-tiba mengeluh lengannya keram, kemudian merasa pusing hingga akhirnya pingsan di lokasi vaksinasi massal COVID-19.
“Dia duduk di depan saya. Sebelum pingsan, dia mengatakan tangannya berasa keram,” ungkap Lisa Bangkil.
Remaja berusia 17 tahun ini pun segera dilarikan ke Puskesmas terdekat untuk observasi lebih lanjut.
Meskipun membuat panik orang tuanya, Caca kembali sadar setelah beberapa saat sebelumnya sempat mengalami gangguan penglihatan dan perdengaran.
Kepala Puskesmas Tutuyan, Teysi Sani SKM, saat ditemui wartawan waktu.news di lokasi vaksinasi massal COVID-19 malah mengatakan, bahwa Marsyadia Saputri Paputungan tidak pingsan.
“Dia tidak pingsan. Dia karena belum sarapan dan takut. Makanya dia, tapi itu dia sudah makan dan akan segera pulang,” kata Teysi.
Sebelum penyuntikan, para petugas kesehatan, kata Teysi, telah mengumumkan bahwa peserta atau penerima vaksin harus sarapan terlebih dahulu.
“Tapi meskipun mereka sudah disuruh makan tetapi tidak mau makan, bagaimana? mereka mengatakan vaksin saja,” jelasnya.
Sementara, salah satu warga Desa Tutuyan, Donal Paputungan, menyayangkan sikap petugas kesehatan seringkali tidak mempertimbangkan risiko yang akan timbul dari pemberian suntikan saat penerima tidak sarapan.
“Kan tidak harus terburu-buru. Apa salahnya menunda sampai mereka benar-benar sudah makan, baru kemudian divaksi” ujar Donal.
Donal berharap kejadian serupa tidak terjadi pada warga lainnya. Karena jika terjadi lagi dan lebih dari sekedar pingsan, maka urusannya tentu makin runyam.
Ujung-ujungnya, malah saling menyalahkan. “Jadi, jangan hanya karena ingin meningkatkan capaian vaksinasi, lalu tidak lagi memikirkan keselamatan masyarakat,” pungkasnya. (aah)