SpaceX Siap Transfer Bahan Bakar Antar Starship pada Maret Depan
Langkah Teknologi Kunci Menuju Demonstrasi Pendaratan Tanpa Awak di Bulan
SpaceX berencana melakukan transfer bahan bakar antara dua Starship yang mengorbit secepatnya pada Maret mendatang. Langkah teknis ini merupakan tonggak penting yang akan membuka jalan bagi demonstrasi pendaratan tanpa awak Starship di bulan, menurut pernyataan seorang pejabat NASA minggu ini.
Meskipun banyak yang membahas potensi Starship dalam mengubah industri antariksa komersial, NASA juga menaruh harapan besar agar kendaraan ini dapat membawa manusia kembali ke bulan melalui program Artemis. NASA telah memberikan kontrak senilai $4,05 miliar kepada SpaceX untuk dua Starship yang dirancang khusus untuk manusia. Tahap atas dari Starship ini akan mendaratkan astronot di permukaan bulan untuk pertama kalinya sejak era Apollo, dengan target pendaratan berawak dijadwalkan pada September 2026.
Kent Chojnacki, wakil manajer program Human Landing System (HLS) NASA, menjelaskan lebih lanjut mengenai kerjasama NASA dengan SpaceX dalam persiapan misi penting ini dalam sebuah wawancara dengan Spaceflight Now. Tidak mengherankan bahwa NASA sangat memperhatikan kampanye uji coba Starship, yang hingga kini telah meluncurkan lima kali.
Pada uji coba terakhir pada 13 Oktober, SpaceX mencetak sejarah dengan berhasil menangkap roket booster Super Heavy di udara menggunakan “chopsticks” yang dipasang pada menara peluncuran untuk pertama kalinya.
“Kami mendapatkan banyak pembelajaran setiap kali peluncuran terjadi,” ujar Chojnacki.
Chojnacki memiliki pengalaman luas dalam berbagai peran di program Space Launch System (SLS) NASA, yang mengawasi pengembangan roket besar dengan nama yang sama. Roket SLS pertama kali meluncurkan misi Artemis I pada Desember 2023, dan roket-roket berikutnya akan digunakan untuk misi-misi selanjutnya dalam program Artemis. Namun, roket SLS tidak memiliki bagian yang dapat digunakan kembali, sehingga NASA mengeluarkan lebih dari $2 miliar untuk setiap kendaraan peluncuran.
Kontrak awal untuk program SLS diberikan lebih dari sepuluh tahun yang lalu dengan model “cost-plus”, di mana NASA membayar jumlah dasar ditambah biaya operasional. Model kontrak ini sering dikritik karena mendorong waktu pengembangan yang lama dan biaya yang tinggi. Sebaliknya, kontrak HLS menggunakan model “harga tetap”, di mana SpaceX menerima pembayaran satu kali sebesar $2,99 miliar asalkan memenuhi sejumlah tonggak tertentu.
Chojnacki menyatakan bahwa NASA telah menerapkan pendekatan yang sangat berbeda antara program HLS dan SLS, bahkan di luar model kontrak.
“SLS adalah program NASA yang sangat tradisional. NASA menetapkan persyaratan yang sangat ketat dan mengatur inventaris bahan bakar serta aspek lainnya kepada berbagai elemen. Mereka menggunakan program cost-plus di mana perusahaan antariksa merespons dengan cara yang sangat tradisional,” jelasnya. “Dengan beralih ke HLS, kami melakukan banyak hal sekaligus. Dalam kontrak SpaceX saat ini untuk pendaratan awal mereka, terdapat 27 persyaratan sistem. Dua puluh tujuh, dan kami berusaha membuatnya sefleksibel mungkin.”
Dalam kontrak dengan SpaceX, perusahaan harus melewati tinjauan desain wajib, namun mereka juga dapat mengusulkan tonggak tambahan untuk pembayaran. Salah satu persyaratan yang diajukan oleh SpaceX adalah demonstrasi transfer bahan bakar antar kapal. Uji coba ini dijadwalkan akan dimulai sekitar Maret 2025 dan diharapkan selesai pada musim panas, kata Chojnacki.
“Ini akan menjadi kali pertama demonstrasi ini dilakukan pada skala ini, sehingga menjadi blok bangunan besar. Setelah berhasil, peluang untuk memindahkan muatan dan kargo dalam jumlah besar di luar atmosfer Bumi akan terbuka lebar. Jika kita bisa memiliki Starship dengan kemampuan agregasi bahan bakar, itu akan menjadi langkah selanjutnya untuk melakukan demonstrasi tanpa awak.”
Selain pengujian tersebut, tinjauan besar berikutnya untuk Starship adalah Critical Design Review (CDR) pada musim panas 2025. Pada saat itu, NASA akan memastikan bahwa SpaceX telah memenuhi semua 27 persyaratan sistem tersebut. Chojnacki juga menyebutkan bahwa astronot NASA rutin bertemu dengan SpaceX setiap bulan untuk memberikan masukan mengenai interior Starship. SpaceX sedang membangun mockup kabin kru, termasuk ruang tidur dan laboratorium, di Boca Chica. NASA mengharapkan pembaruan desain bulan ini sebelum tinjauan CDR tahun depan.
NASA juga memberikan masukan pada beberapa aspek desain roket, seperti komponen kriogenik dan melakukan pengujian pada ubin termal yang membantu menjaga suhu bahan bakar kriogenik tetap dingin.
Jika semua berjalan sesuai rencana, SpaceX akan berhasil mendaratkan astronot di bulan pada September 2026.
“Itu adalah tanggal yang pasti kami targetkan. Saat ini tidak ada hambatan yang diketahui. Kami memang memiliki beberapa hal baru yang harus didemonstrasikan, dan kami memiliki rencana untuk melakukannya,” tambah Chojnacki.