Sukseskan Pilkada Serentak, Rabu 27 November 2024

bLOG Waktu
Advertisement
Techno

Gangguan Jiwa Berat Berpeluang Dialami pada Masa Pandemi, Para Ilmuwan Siapkan Teknologi AI untuk Prediksi Psikosis Manusia

Advertisement

Waktu.news | Tekanan adalah kunci dalam mewujudkan gangguan jiwa. Psikosis bisa menjadi gangguan lanjutan yang mengidap seseorang. Peluang terjadinya semakin meningkat, akibat pandemi yang tak berkesudahan. Para ilmuwan siapkan teknologi prediksi psikosis!

Peningkatan gangguan jiwa sejak wabah Covid-19 menyerang, psikosis?

Kurang lebih satu tahun, dunia telah merasakan wabah terbesar yang mengantarkan banyak nyawa ke Maha Kuasa. Namun, pengaruh pandemi Covid-19 tidak sekadar terdampak virus, tetapi kesehatan jiwa yang juga menekan masyarakat dunia.

Advertisement

Semua aktivitas dibatasi, kegiatan sosial tidak dapat dilakukan, kehilangan pekerjaan, pendapatan berkurang drastis ditambah pengeluaran meningkat, adalah beberapa hal untuk membentuk resep awal gangguan jiwa.

Hal ini pun mengalami peningkatan sejak wabah. Dari prevalensi gangguan jiwa masyarakat di antara 11-15% bertambah menjadi 50% lebih. Sehingga memang benar, bahwa resep awal gangguan jiwa adalah hal-hal yang membuat masyarakat merasakan suatu tekanan besar dalam hidup.

Advertisement

Ketidakpastian dari virus Covid-19 ini membuat pandemi belum bisa berakhir. Tekanan pun akan makin terasa. Sehingga gangguan jiwa yang awalnya ringan, mulai meningkat ke sedang, hingga berat, seperti psikosis.

Psikosis memiliki gejala seperti mengalami delusi, halusinasi, waham, kekacauan dalam pikiran, perilaku tidak wajar (berlebihan dalam sesuatu, atau tidak menunjukkan apa pun), tidak berbicara dengan teratur, hingga sejenisnya.

Data dari Amerika Serikat, NIH menyebutkan bahwa 3% populasi masyarakatnya bisa mengalami psikosis dalam masa hidupnya, tidak luput di Indonesia juga berpeluang demikian. Sehingga, membuat para ilmuwan mulai mencoba berbagai cara untuk mengetahui gejalanya sebelum parah.

Psikosis akan diprediksi dengan pengembangan sistem Teknologi AI (Artificial Intelligence) Cybernetic, cara kerjanya?

Salah satu ilmuwan dari Eropa membentuk tim dan dipimpin oleh lembaga Max Planc mencoba mengembangkan sistem yang dapat memprediksi timbulnya psikosis dalam pasien yang berisiko tinggi, yaitu sistem Cybernetic, yang pertama kali diterapkan di dunia.

Advertisement

Sistem ini diyakini dapat menjadi fasilitas perawatan kesehatan yang mampu mendiagnosis psikosis lebih akurat. Sehingga dapat menjangkau tempat yang rentan terhadap gangguan ini dan menggantikan tempat kesehatan spesialis yang relatif tidak tersedia.

Adapun cara kerja dari sistem, yaitu menggabungkan metode diagnosis manusia yang akan dimasukkan ke dalam tumpukan Cybernetic, kemudian akan menampilkan berbagai komponen algoritmik (suatu proses pemecahan masalah melalui perhitungan yang logis).

Generalisasi dapat dilakukan melalui studi prognostik yang mengindentifikasi alat penelitian risiko dan dapat disusun menjadi rangkaian kerja prognostik multimodal yang dapat memprediksi psikosis pasien dalam status CHR dan ROD dengan kelayakan secara klinis. Kajian oleh pengembang ini dapat melihat adanya peningkatan kemampuan prognostik orang dengan pengenalan pola algoritmik hingga batas yang berpeluang memastikan penerapan klinis alat pendukung keputusan Cybernetic.

Peneliti melalui pengambilan cepat dapat mengidentifikasi pasien CHR dan melatih model ML sebagai upaya menentukan risiko dalam penggunaan “pembelajaran mesin multimodal optimal yang mengintegrasikan data klinis dan kognitif, kemudian pencitraan resonansi magnetik struktural, dan risiko poligenik untuk gangguan jiwa berat skizofrenia”. Dengan tujuan sebagai penilaian generalisasi model geografis, pengujian dan pengintegrasian prediksi dokter, serta pemaksimalan kegunaan klinis yang membangun sistem prognostik berurutan.

Kesehatan mental melalui genggaman tangan, Teknologi AI (Artificial Intelligence) kembali menguasai

Bagi Anda yang benar-benar merasakan tekanan hidup dan mendekati gejala-gejala gangguan jiwa. Maka ada baiknya mencoba beberapa aplikasi yang dapat melatih kesehatan mental setiap hari.

Adapun 3 aplikasi AI (Artificial Intelligence) itu, yakni

  1. Replika, aplikasi  yang memanfaatkan AI seperti pengembangan teknologi di atas, akan membuat kamu berteman dengan robot yang dapat membantu mengatasi rasa cemas, panik, hingga kesedihan yang berlarut.
  2. Wysa, aplikasi ini juga mengembangkan konsep AI yang berbentuk penguin. Dapat membantu Anda mengatasi emosi negatif, hingga Yoga untuk meningkatkan kesehatan mental secara berkala.
  3. Serta, WoeBot yang juga menerapkan konsep AI, untuk mengatasi emosi negatif Anda. Namun, aplikasi ini memiliki fitur unggulan yaitu pelacakan mood seseorang setiap hari, sehingga dapat menyesuaikan diri pada hari-hari tertentu.

Pengembangan teknologi AI (Artificial Intelligence) memang kian populer di dunia kesehatan. Karena memiliki ketepatan akurasi yang hampir sama dengan manusia secara optimal dan mampu menjadi teman sepanjang waktu, tanpa rasa lelah sedikit pun.(rhp)

Advertisement

Advertisement

Redaksi

Berita yang masuk di Email, Whatapps dan Telegram Redaksi akan di Edit terlebih dahulu oleh Tim Editor Media Waktu.news kemudian di publish.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button