Minal Aidin Walfaidzin, Mohon Maaf Lahir & Bathin

bLOG Waktu
Politik

Visi Misi Yusra-Dony: Transformasi Ekonomi Bolmong Melalui Pendidikan Vokasi

Advertisement

Pasangan calon bupati dan wakil bupati Bolaang Mongondow (Bolmong), Yusra Alhabsyi dan Dony Lumenta, telah merumuskan beberapa poin penting dalam visi misi mereka yang dikenal dengan julukan Ki Yusra Don. Mereka berkomitmen untuk meningkatkan pendapatan masyarakat melalui pengembangan ekonomi yang kreatif dan inovatif, berlandaskan sumber daya lokal.

Dalam upaya konkret menuju pencapaian ini, Yusra Alhabsyi, calon Bupati, menjelaskan bahwa salah satu inisiatif mereka adalah memfokuskan pada pengembangan balai latihan kerja. Ini dimaksudkan untuk mempersiapkan tenaga kerja yang kompeten dan siap pakai, yang nantinya diharapkan dapat mendukung kemandirian ekonomi daerah serta menekan angka pengangguran dan kemiskinan.

Advertisement

“Pengembangan tenaga kerja ini esensial untuk kemajuan dan produktivitas daerah,” ujar Yusra. Ia menambahkan bahwa pentingnya kolaborasi dan kerjasama antar berbagai pihak untuk mengadvokasi sektor ketenagakerjaan. Dengan demikian, mereka telah menyiapkan berbagai program pelatihan yang dirancang untuk meningkatkan kompetensi dan keterampilan SDM lokal sesuai dengan kebutuhan dunia kerja atau industri.

Dony Lumenta, calon wakil bupati, menyatakan bahwa ini adalah visi yang mereka impikan untuk diwujudkan di Bolaang Mongondow. “Kami akan mengembangkan lembaga pelatihan kerja, baik di Balai Latihan Kerja (BLK) maupun Lembaga Pelatihan Kerja Swasta (LPKS) secara terpadu bersama dunia industri, termasuk fasilitasi dan pendampingan pasca pelatihan,” kata Dony.

Advertisement

Selanjutnya, program ini diperkuat oleh dukungan Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi serta Konferensi TVET Nasional Tahun 2023. Kedua inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan vokasi di Indonesia.

Yusra juga mengkritik situasi saat ini di mana banyak lulusan pendidikan vokasi yang masih kesulitan mendapatkan pekerjaan segera setelah pelatihan. Hal ini, menurutnya, terjadi karena belum adanya kesesuaian yang efektif antara lembaga pendidikan dengan kebutuhan industri, suatu masalah yang ingin mereka atasi melalui kebijakan yang terintegrasi dan berkelanjutan.

Advertisement

Advertisement

Redaksi

Berita yang masuk di Email, Whatapps dan Telegram Redaksi akan di Edit terlebih dahulu oleh Tim Editor Media Waktu.news kemudian di publish.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button