Tutuyan – Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Timur tahun 2021-2026 mulai dibahas Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Boltim.
Namun, penyajian beberapa data dalam dokumen Ranperda RPJMD yang diserahkan Pemerintah Daerah (Pemda) pada rapat paripurna, Jumat (23/7/2021) kemarin, malah membingungkan Panitia Khusus (Pansus) DPRD Boltim.
Masuknya desa Idumun sebagai salah satu desa di Kabupaten Boltim, yang rawan terhadap bencana tsunami dianggap Pansus tidak masuk akal. Alasannya, desa di wilayah Kecamatan Nuangan itu terletak di dataran tinggi atau pegunungan.
“Coba jelaskan, bagaimana bisa Idumun, masuk dalam wilayah yang rawan terhadap tsunami,” tanya, Wakil Ketua Boltim DPRD, Medy Lensun.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boltim Elvis Siagian yang berada di ruang rapat tersebut memberikan penjelasan, bahwa lokasi desa Idumun tidak hanya pada dataran tinggi saja. Namun, juga terletak di wilayah dataran rendah.
Tetapi jawaban segera diikuti oleh Asisten III (tiga) Administrasi Umum Pemerintah Kabupaten Boltim, Rusmin Mokoagow. Rusmin yang dikenal sebagai penduduk Nuangan, membantah pernyataan kepala BPBD, Elvis Siagian.
“Idumun hanya di atas, yang di bawahnya (desa) Nuangan Barat,” kata Rusmin Mokoagow.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Boltim, Ichsan Pangalima, mengklarifikasi keberadaan desa idumum yang dimasukkan sebagai salah satu desa yang rentan terhadap tsunami di Kabupaten Boltim. Penyajian nama desa, kata dia, disadur dari katalog Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB).
“Mungkin ada kesalahan, nanti kita perbaiki,” jelas, Kepala Bappelitbangda Boltim, Ichsan Pangalima.
Dalam dokumen itu, selain desa Idumun, desa Dodap yang letak wilayahnya berada pa dataran tinggi juga termasuk sebagai desa yang rawan terhadap tsunami.
Berdasarkan data yang disajikan dalam dokumen Ranperda RPJMD, desa Rawan Tsunami termasuk Desa Idumun, Nuangan I, Jiko, Jiko Belanga, Molobog, Dodap, Dodap Pantai, Tutuyan, Iyok, Kayumoyondi, Paret, Togid, Tombolikat, Tombolikat Selatan, Tutuyan III, Loyow, Bulawan dan Ketabunan.
Dalam penjelasannya, ancaman tsunami di desa-desa ini, dapat menyebar hingga kecepatan 500-1000 kilometer per jam atau setara kecepatan pesawat, dengan ketinggian gelombang di bawah laut, hanya sekitar satu meter. (aah)