Sorotan tertuju pada kawasan Hutan Bintauna yang kini menjadi panggung bagi aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI), atau yang lebih dikenal sebagai Ilegal Mining. Dalam kebebasan yang semakin terlihat, para pelaku PETI memanfaatkan alat berat, seperti Excavator, untuk menggali keuntungan dari alam.
Bobiyanto Masuara, salah satu tokoh pemuda dari Bintauna, menggugah harapan agar tindakan nyata segera diambil oleh pihak terkait. “Mari kita bergerak, mari kita lakukan sesuatu,” serunya.
Saat dihubungi media, Bobi dengan tegas menyoroti perlunya peran aktif dari Aparat Penegak Hukum, terutama jajaran Polres Bolmut dan Polda Sulawesi Utara, untuk menindak para pelaku PETI sesuai dengan hukum yang berlaku. “Jangan diam, jangan tutup mata,” desaknya.
Peringatan Bobi bukan tanpa alasan. Ia mengingatkan akan dampak fatal bagi lingkungan dan ekosistem jika aktivitas PETI terus dibiarkan merajalela. Terlebih lagi, Bintauna dan Sangkub, wilayah terdekat, sering menjadi korban banjir.
Dalam penelusuran, aktivitas PETI ternyata telah lama berlangsung di sekitar Hutan dan Aliran Sungai Kilometer 20. Diduga, pemodal dari luar daerah menjadi pengelola dengan memanfaatkan dua unit Excavator. Sementara itu, suara protes semakin menguat, meminta agar kejahatan terhadap alam ini segera dihentikan sebelum terlambat.
- Polres Boltim Kembali Temukan Aktivitas PETI di Simbalang
- Tindaki Aktivitas PETI Simbalang, Tokoh Masyarakat Apresiasi Polres Boltim
- Polres Boltim Akan Telusuri Para Penyokong Dana PETI di Simbalang
- Tragedi PETI Ilegal di Ilota Pohuwato Menelan Korban Jiwa
