Sukseskan Pilkada Serentak, Rabu 27 November 2024

bLOG Waktu
Advertisement
Hukrim

Menelisik Tewasnya Seorang Pengunjung Wisata Asal Minahasa di Pantai Tanjung Silar Boltim

Advertisement

Tutuyan, WAKTU.news – Peristiwa tewasnya seorang Pengunjung wisata di pantai Tanjung Silar, Desa Jiko, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, menarik untuk ditelisik.

Pasalnya, lokasi objek wisata yang tidak jelas siapa pengelola atau penanggung jawabnya itu, rupanya memiliki petugas jaganya.

Advertisement

Hal ini berdasarkan keterangan yang diperoleh waktu.news pasca tewasnya seorang warga asal Kabupaten Minahasa, di pantai Tanjung Silar pada 27 Februari 2022, beberapa hari lalu.

Salah seorang penjaga di pos masuk Desa Jiko Utara, mengungkapkan, dirinya menyayangkan petugas jaga yang ada di pantai Tanjung Silar, disinyalir cenderung tidak memperhatikan keselamatan para pengunjung.

Advertisement

Masalahnya, selain besarnya ombak, Tanjung Silar banyak memiliki spot yang terbilang ekstrim. Salah satunya, dua tebing batuan cadas dengan ketinggian mencapai 20 meter.

Tebing itu menurutnya, sering menjadi tempat bagi para pengunjung untuk melakukan aksi lompat jumping.

“Harusnya, pantau itu tamu sering melompat dari atas tebing situ,” ungkap penjaga pos atau sumber yang waktu.news sembunyikan identitasnya.

Berita Sebelumnya; Seorang Pria Asal Minahasa Tewas di Pantai Wisata Tanjung Silar Boltim

Advertisement

Padahal kata Sumber, petugas jaga yang menurut keterangannya di beri perintah Bupati Boltim, Sam Sachrul Mamonto, sebagai penjaga pantai Tanjung Silar itu, sering menagih uang masuk sebesar Rp 5.000 per orang.

“Mereka yang ambil uang di situ. Itu kan Bupati (Sachrul) yang suruh sama mereka jaga di situ,” sebut sumber.

Berbeda dengan petugas jaga sebelumnya, Elbis Datu, lanjut sumber. Dia bahkan tidak hanya berjaga di pintu masuk saja, namun juga ikut mengawasi para pengunjung yang ada.

Sayangnya, petugas jaga tersebut digantikan oleh sepasang suami istri lantaran dituduh hanya menyetor sebagian uang tagihan yang bersumber dari para pengunjung.

“Yang berjualan di situ lapor, mereka bilang uang yang disetor hanya sebagian. Terus, Bupati pergi ke Sangadi (Kepala Desa), berhentikan, dan Desy yang ganti,” bebernya.

Kepala Dinas Pariwisata Boltim, Eko Marsidi, ketika ditemui wartawan waktu.news membantah dugaan adanya unsur kelalaian di balik tewasnya seorang pengujung wisata di pantai Tanjung Silar.

Alasannya, petugas jaga yang di tunjuk sebagai Honor Daerah di Tanjung Silar itu, telah memperingatkan wisatawan untuk tidak pergi ke pantai karena sedang musim ombak.

Advertisement

“Kan sudah di ingatkan jangan di situ, dan waktu di tolong masih hidup loh, nanti di perahu baru meninggal,” kata Eko Marsidi, Selasa (1/3/2022) tiga hari lalu.

Eko menambahkan, meski sudah diperingatkan oleh petugas jaga, nyatanya mereka tetap pergi ke pinggir pantai, menunggu ombak.

“Kasusnya bukan dia berenang lalu kemudian tenggelam, tidak. Tapi menunggu ombak,” terangnya.

Selain itu, Eko juga membantah adanya uang tiket untuk masuk ke Pantai Tanjung Silar. Ia menegaskan, Dinas Pariwisata Boltim tidak pernah memungut biaya.

“Siapa yang minta? Dispar tidak pernah pungut biaya di situ,” pungkasnya. (aah)

Advertisement

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button