Presiden Prabowo Resmi Gulirkan Program Sekolah Rakyat

Pemerintah menilai kemiskinan dan putus sekolah saling menguatkan. Survei IFLS menunjukkan 64,46 % anak dari keluarga miskin tetap berada dalam kemiskinan saat dewasa. Data BPS 2024 menegaskan angka putus sekolah 2023/2024 naik di semua jenjang, sementara 74,51 % kepala keluarga miskin ekstrem hanya berpendidikan SD ke bawah. Tekanan ekonomi masih menjadi penyebab utama; 76 % keluarga mengaku anaknya berhenti sekolah karena biaya.
Arahan Presiden
Dalam rapat kabinet ter-tanggal 3 Januari, 3 Februari, 3–10 Maret 2025, Presiden Prabowo Subianto memerintahkan lahirnya Sekolah Rakyat (SR)—lembaga berasrama untuk jenjang SD, SMP, dan SMA yang:
- Membuka akses seluas-luasnya bagi anak miskin agar memperoleh pendidikan laik.
- Menyediakan pendidikan, kesehatan, dan lingkungan berkualitas dalam satu kawasan.
- Menargetkan 200 SR dibangun mulai tahun ajaran 2025/2026.
- Mengembangkan kampus seluas 5–10 hektare yang dapat menampung 1.000 siswa tiap unit.
Desain & Kurikulum
Kementerian Dalam Negeri—penanggung jawab awal—menyusun standar:
Komponen | Keterangan Utama |
---|---|
Sasaran | Anak keluarga desil 1–2, sehat jasmani-rohani, siap tinggal di asrama. |
Kurikulum | 8 Standar Nasional Pendidikan diperkaya metode Deep Learning dan muatan karakter lokal. |
SDM Guru | ASN/PPPK kabupaten/kota setempat, bersedia tinggal di asrama. |
Fasilitas Minimum | Gedung kelas, asrama, laboratorium, perpustakaan, UKS, ruang ibadah, hingga internet berkecepatan tinggi. |
Profil Lulusan | Cerdas intelektual, bermental tangguh, dan berkarakter kuat. |
Tahap Pembangunan 2025
Tahap 1 (53 titik)
2 SD, 22 SMP, 29 SMA
AdvertisementStudi kelayakan selesai, konstruksi & renovasi mulai 2025
Kegiatan belajar direncanakan Juli 2025
Tahap 2 (85 titik) – dalam proses asesmen kelayakan
Tahap 3 – identifikasi usulan daerah
Advertisement
Total 200 titik akan tersebar proporsional di seluruh provinsi, memprioritaskan kabupaten dengan prevalensi kemiskinan ekstrem tertinggi.
Menjawab Transmisi Kemiskinan
Analisis pemerintah mencatat korelasi kuat antara pendidikan rendah orang tua dengan risiko kemiskinan anak di masa depan. Dengan pola asrama penuh, Sekolah Rakyat:
- Meminimalkan biaya hidup keluarga.
- Menjamin gizi, layanan kesehatan, dan pengasuhan terstandar.
- Menghadirkan lingkungan akademik positif yang sering hilang di rumah tangga miskin.
Tantangan & Langkah Lanjutan
Menteri Dalam Negeri menyoroti kebutuhan anggaran sarpras, rekrutmen guru berintegritas, serta kolaborasi lintas lembaga—terutama Kementerian PUPR dan Kemendikbudristek—untuk mengejar tenggat enam bulan pertama. Pemerintah daerah didorong aktif mengajukan lahan dan dukungan perizinan.
Respons Publik & Pakar
Pengamat pendidikan menilai konsep asrama massal berpotensi mereplikasi kesuksesan sekolah unggulan di berbagai negara, namun mengingatkan soal:
- Kualitas pengajar—insentif dan pelatihan wajib kuat agar guru bersedia tinggal di asrama.
- Pemeliharaan fasilitas—anggaran operasional harus berkelanjutan, bukan sekadar pembangunan.
- Seleksi siswa—proses harus transparan untuk memastikan penerima manfaat tepat sasaran.
Sekolah Rakyat hadir sebagai terobosan besar pemerintah Prabowo untuk memuliakan keluarga miskin dan menyiapkan kebangkitan “wong cilik.” Jika target 200 kampus tercapai, program ini berpotensi menyelamatkan ratusan ribu anak dari jebakan kemiskinan antargenerasi sekaligus menciptakan SDM unggul demi visi Indonesia Emas 2045.
- Sirajudin Lasena: Menandai Awal Baru Pembangunan Asrama Mahasiswa Bolmut di Palu Sulawesi Tengah
- Legislatif Bolmut Kunjungi Asrama Mahasiswa KPMIBU Palu
- Harapan Mahasiswa Kota Lima Dimensi Terwujud: Pemugaran Asrama KPMIBU Kota Palu Tahun 2024