Cerita Dari Desa Gihang: Debu, ISPA dan Harapan di Balik Jalan Baru
Waktu.news | Pekerjaan penanganan long segmen ruas jalan Kuala-Pontak dengan nomor kontrak 600/01/DPUPR/BMU/Kontrak-BM/V/2023 yang dimulai sejak 5 Mei 2023 telah menimbulkan keprihatinan di masyarakat sekitar. Pekerjaan yang memiliki nilai kontrak sebesar Rp. 14.022.263.900 dan menggunakan sumber dana dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun anggaran 2023, yang pelaksanaanya selama 210 hari kalender, Kamis (31/8/2023).
Di tengah riuh rendahnya suara alam, terdapat kisah yang dituturkan oleh Risal Huhing, seorang penduduk dari Desa Gihang. Dalam suaranya, terdapat campuran antara harapan dan kegelisahan yang memikat hati.
“Sungguh, kami mendukung pembangunan jalan ini demi kemajuan desa kami,” katanya dengan tulus. Namun, dalam kalimat yang sama, Risal juga mengungkapkan kekhawatiran yang bermain di belakang matahari senja. “Tapi, tak bisakah kesehatan kami juga mendapat perhatian? Debu yang berseliweran hingga ke pelupuk mata rumah kami, telah merusak tidur nyenyak dan juga kesehatan keluarga kami.”
Tak hanya Risal, hati-hati warga lainnya juga bersuara serupa, membawa aroma kekhawatiran yang mengambang di udara. Mereka berpikir lebih jauh, melampaui jendela waktu yang singkat. Bagi mereka, debu konstruksi yang melayang di udara seperti pesan bisu yang harus diuraikan.
“Waktu takkan berhenti di sini,” gumam beberapa warga sambil merenung. Dengan wajah dipenuhi kekhawatiran, mereka merenungkan dampak jangka panjang dari debu-debu yang mungkin melintas di jalur pernapasan mereka. Pandangan mereka tertuju pada para pemegang kebijakan, menginginkan langkah nyata untuk meredakan konsekuensi negatif yang tak terlihat ini.
Harapan mereka bersinar di tengah kegelapan kekhawatiran. Mereka menaruh keyakinan pada pihak berwenang yang bertanggung jawab atas perubahan ini. Suatu harapan sederhana yang membara, agar langkah-langkah pencegahan yang diperlukan segera diambil. Sehingga, kehidupan mereka tak lagi terusik oleh tarian debu yang mengganggu.
“Kami tak ingin terus berkutat dengan debu ini,” tutur beberapa warga dengan raut harap di wajah mereka. Dalam suara lembut, mereka merangkai keinginan sederhana untuk masa depan yang lebih baik. Mereka mendoakan agar masalah ini bisa diatasi secepat mungkin. Sehingga, hari-hari mereka kembali cerah, tak lagi diganggu oleh riak-riak debu yang merugikan.
Pihak CV. Berkat Anugerah Bersama selaku pelaksana proyek telah diminta untuk mengambil langkah-langkah pencegahan yang lebih ketat terkait pengendalian debu dan polusi udara di area proyek. Begitu juga dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) setempat untuk melakukan investigasi terkait dampak pekerjaan ini terhadap kesehatan masyarakat sekitar.
Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap gejala-gejala ISPA dan mencari perawatan medis jika diperlukan. Pihak berwenang juga diharapkan segera mengambil tindakan yang tepat guna mengatasi masalah ini, baik dari segi lingkungan kerja proyek maupun pengawasan terhadap kesehatan masyarakat yang terdampak. (rhp)
- “Mama Kelor” Mari Makan Kelor, Salah Satu Inovasi Pemkab Bolmut
- Ciptakan Petugas K3, DPUPR Bolmut Gelar Bimtek SMKK
- MOU SMKK DPUPR Bolmut Perkuat Target Zero Accident