Baju Pakaian Adat Suku Gorontalo: Berikut Makna dan Filosofinya Lebih Dalam
Baju Pakaian adat suku Gorontalo memegang peranan penting dalam kegiatan adat istiadat daerah. Pakaian adat Gorontalo biasanya terlihat pada acara-acara khusus seperti pernikahan dan lain sebagainya. Juga sering menjadi aksesoris unik yang menambahkan nilai estetika suatu acara.
Pakaian kebesaran ini biasanya terbuat dari bahan kain songket. Kain songket Gorontalo memiliki ciri khas berupa batik dengan motif bunga dan garis-garis vertikal.
Pakaian adat Gorontalo pria biasanya berupa baju kurung atau peci, sementara pakaian adat wanita biasanya berupa kebaya.
Baju Pakaian adat suku Gorontalo juga sering terhiasi dengan aksesoris seperti sabuk, gelang, dan anting-anting. Aksesoris yang sering terlihat untuk menghias antara lain sabuk, gelang, dan anting-anting.
Sabuk merupakan aksesoris yang sering terlihat oleh pria untuk menutup sela-sela celana atau pecinya. Gelang biasa untuk pria maupun wanita untuk mempercantik tangannya.
Anting-anting biasanya terliaht pada wanita sebagai penghias telinganya. Kebanyakan aksesoris pada pakaian kebesaran ini memiliki makna simbolik yang mendalam. Misalnya, sabuk yang sering terlihat pada pria dapat symbolize status sosialnya di masyarakat.
Selain itu, anting – anting yang umumnya di gunakan oleh perempuan Gorontalo. gambaran istimewa yang sering di berikan kepada orang tua terhadap Wanita terkasihnya.
Pakaian adat Gorontalo memiliki beberapa jenis pakaian yang di gunakan saat acara adat. Bili’u dan paluwata adalah pakaian adat mandipungu dan payunga tilabatayila. Wolimomo dan payunga tilabatayila.
Mau Nikah Dengan Orang Vintauna? Begini Cara Pernikahan Adat Bintauna
Pakaian Adat Suku Gorontalo Bili’u Dan Paluwata Untuk Pengantin Perempuan
Seseorang yang sudah menikah pasti pernah mendengar atau melihat pakaian adat bili’u dan paluwata. Pakaian ini biasanya ada dalam upacara resmi bagi kedua pengantin, mereka akan duduk di atas pelaminan.
Hal yang paling menonjol dari pakaian ini adalah penggunaan aksesoris yang bisa mencapai delapan jenis. Setiap aksesoris memiliki filosofi tertentu yang membuat tampak elegan.
Pengantin biasanya menggunakan ikat kepala sebagai lambang adanya ikatan pernikahan antara seorang pria dan wanita.
Setelah menjadi suami istri, keduanya harus menjalankan tugasnya masing-masing. Aksesoris tuhi-tuhi berkaitan dengan hiasan kepala dengan 7 gafah.
Makna 7 gafah melambangkan nilai-nilai kekerabatan dengan 7 kerajaan di Gorontalo. Pengantin wanita juga akan mengenakan kalung emas atau perak.
Kalung melambangkan ikatan keluarga yang telah terjalin antara pria dan wanita.
Bagi perempuan, pakaian adat bili’u dan paluwata melambangkan kekuatan istri menghadapi lika-liku rumah tangga.
Aksesoris lainnya bernama entago berupa ikat pinggang, aksesoris ini melambangkan patuh dengan ajarana agama Islam. Selain itu, pengantin wanita juga menggunakan gelang berwarna emas yang mengandung filosofi sebagai bentuk perlindungan diri terhadap sifat-sifat tercela atau sifat yang melanggar adat.
Cincin pengantin perempuan melambangkan ketelitian dalam menjalani kegiatan sebagai seorang istri. Dengan banyaknya aksesoris, pakaian bili’u terlihat semakin sakral dan penuh makna bagi para Pengantin Wanita di Indonesia.
Sejumlah Tokoh Masyarakat Adat Turun Tangan Dorong Vaksinasi di Boltim
Pakaian Adat Makuta
Makuta adalah sebuah desain pakaian tradisional yang berasal dari gorontalo. seorang pria ketika akan menika biasanya menggunakan Pakaian ini. Makuta terdiri dari beberapa aksesoris, yaitu pasimeni, semacam lambang kehidupan suami istri yang harmonis tanpa ada percekcokan.
Pakaian Adat Madipungu
Baju Pakaian adat suku Gorontalo sangat indah dan elegan. Baju ini terbuat dari bahan-bahan yang berkualitas seperti kain satin, brokat, dan lain-lain. Pakaian ini juga lengkap dengan berbagai aksesoris seperti rok atau sarung panjang.
Pakaian Adat Walimomo
Dalam adat Gorontalo, pakaian adat walimomo di gunakan saat upacara pembaiatan (momiati), antar pinangan (modepita maharu), kehamilan tujuh bulan (molondalo), dan akad nikah (mongakaji).
Pakaian walimomo terdiri dari bide atau alumbu, kebaya yang mempunyai lidah, sarung (wuloto) dan sunthi.
Bide berasal dari bahasa spanyol yang berarti “kaftan”. Alumbu juga berasal dari bahasa spanyol yang berarti “pelana”.
Kebaya walimomo biasanya berwarna putih dengan aksen warna-warni di bagian leher. Sarung wuloto adalah sarung khas Gorontalo yang biasanya peruntukan untuk laki-laki. Sunthi adalah selendang khas Gorontalo.
Baca Lebih Lanjut
Ingin tahu lebih dalam lagi tentang sulawesi? klik tautan berikut ini;
- Wisata Budaya yang Menarik di Indonesia Untuk Dikunjungi
- Menyusuri Indahnya Kampung Torosiaje Pohuwato
- Menjelajahi Keindahan dan Keunikan Pakaian Adat Tradisional Sulawesi Selatan
-
Pakaian Adat Minahasa: Memelihara Kekayaan Budaya dalam Busana Yang Mengesankan
Sumber Artikel: http://siat.ung.ac.id/ dan https://www.romadecade.org/pakaian-adat-gorontalo/