
Sebuah rumah kos di kompleks Lapangan Pondabo, Kecamatan Tutuyan, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim), ludes terbakar, Selasa (30/9/2025) sore. Seluruh bangunan beserta isinya rata dengan tanah.
Kebakaran ini sontak menarik perhatian warga sekitar. Namun, respons cepat dari mobil pemadam kebakaran (Damkar) justru menimbulkan kekecewaan. Pasalnya, armada pertama yang tiba di lokasi dilaporkan tidak membawa air.
Akibatnya, warga terpaksa melakukan pemadaman darurat menggunakan ember, loyang, hingga satu unit mesin alkon. Upaya tersebut mampu menahan api agar merambat ke bangunan lain.
“Damkar memang cepat datang, tapi tidak ada air. ‘Mo ajar bi pemadam tatua. Pemadam mo ajar ulea’,” kata warga lainnya dengan nada kesal.
Kekesalan warga makin memuncak ketika mobil Damkar akhirnya datang dengan air. Sayangnya, Damkar tiba setelah api padam. Seorang warga lain bahkan melontarkan sindiran keras.
“Woi, siapa yang mau mandi. Buat mandi saja airnya, apinya sudah mati,” teriak seorang warga saat mobil Damkar tiba.
Wakil Bupati Boltim, Argo Sumaiku, yang turun langsung ke lokasi kebakaran, mengaku kecewa berat atas kinerja Damkar.
“Ya, nanti saya akan evaluasi. Saya lihat ini tidak ada SOP-nya ini. Buruk sekali kinerja dari Damkar,” tegas Argo kepada wartawan.
Menurut Argo, pemerintah sebelumnya sudah mengalokasikan anggaran perbaikan ratusan juta rupiah, namun hasilnya tidak terlihat di lapangan.

“Waktu itu saya sudah ingatkan, mana yang bisa rusak, perbaiki. Kan kita juga sudah kasi anggaran perbaikan, berapa ratus juta,” ungkapnya.
Argo juga mengatakan, seharusnya armada Damkar selalu siap siaga dengan pasokan air penuh.
“Cuma, kayaknya ini SOP-nya. Harusnya ada satu dua mobil yang standby. Pagi isi air, malam buang, dan seterusnya. Supaya ketika ada yang begini, langsung bergerak,” jelasnya.
Lebih lanjut, Argo pun mengaku akan memanggil Kepala Satuan Polisi Pamong Praja hingga Kepala Bidang Pemadam Kebakaran.
“Besok saya akan panggil Kasatpol PP untuk evaluasi. Untungnya masyarakat tadi tidak kasi rusak mobil. Kalau mereka bakar, ya itu kan kelalaian mereka (Damkar). Mau salahkan rakyat, rakyat yang malah sedang berupaya, sementara Damkar datang tidak bisa berbuat apa-apa. Ini warning keras, terutama Kabid Damkar,” ujar Argo.
Selain menyatakan peringatan keras terhadap pejabat teknis Damkar, Argo mengaku bersyukur kerena tidak ada korban jiwa.
“Beruntung tidak ada korban, itu satu. Kemudian yang kedua, beruntung juga cuma satu rumah. Coba kalau dia (api) merambat kesana-kemari, ini habis satu kompleks ini,” pungkasnya.
Hingga berita ini tayang, penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan aparat kepolisian. Tidak ada laporan korban jiwa, namun kerugian material mencapai ratusan juta rupiah. (aah)
- Sebuah Rumah Dinas Guru di Bolmut, Ludes Terbakar
- Kebakaran di Boltim, Satu Rumah Ludes Dilahap si Jago Merah
- Damkar Boltim Salah Sasaran, Nyaris Padamkan Tempat Pengasapan Kelapa