Kegagalan Para Elite Politik Bolmut: Pelajaran Penting Pasca-Pemilu 2024
Melacak Jejak Nasib Politik dan Menarik Pelajaran di Era Pasca-Pemilu 2024
Dalam gemuruh suara yang memenuhi kabupaten Bolmut pada Sabtu, 2 Maret 2024, Komisi Pemilihan Umum (KPU) melemparkan hasil penghitungan suara yang membelenggu. Dalam arena politik yang berliku-liku, takdir sepertinya menunjukkan wajahnya dengan kejutan besar. Bukan hanya Dapil “Pulau Jawanya Bolmut” yang menyaksikan kejatuhan sejumlah tokoh politik ternama, tetapi juga Dapil 3 dan 1 turut terlibat.
Ketika ketua partai dan elit politik berguguran pada pileg 2024, pertanyaan menghampiri: apakah ini menandakan elektabilitas yang memudar, dana kampanye yang kurang, atau ada faktor lain yang mengakibatkan kegagalan mereka dalam perebutan kursi legislatif? Mungkin saatnya bagi partai politik untuk membentuk tim monitoring dan evaluasi yang menelusuri hulu ke hilir organisasi mereka.
Fenomena ini menarik, karena menggambarkan perbedaan antara ketokohan seorang ketua partai di tingkat masyarakat dengan di dalam partai itu sendiri. Seorang politikus mungkin berkilau di arena internal partai, namun bisa tergilas di ranah masyarakat jika tidak memiliki dukungan yang kuat.
Ini menjadi pelajaran bagi partai politik untuk mengevaluasi kadar ketokohan figur-figurnya. Pasca-Pileg 2024, tantangan selanjutnya adalah Pilkada Bolmut 2024 yang juga mengundang para ketua partai untuk bersaing. Mereka yang baru mencoba naik ke tingkat yang lebih tinggi mungkin perlu memahami bahwa naik kelas bukanlah perkara mudah.
Pengalaman adalah kunci. Para calon legislatif, bahkan ketua partai sekalipun, perlu membuktikan kemampuan dan pengalaman yang mereka miliki. Contohnya, Ketua DPW PPP, Depri Pontoh, dan Salim Bin Abdullah yang telah menjalani 5 periode, serta Ketua DPC Saiful Ambarak, yang telah melalui berbagai dinamika politik.
Istilah “Pulau Jawanya Bolmut” bukanlah sebutan sembarangan. Bolangitang Barat-Timur, dengan kekuatan pemilih mencapai 20 ribu lebih, menjadi landasan penting dalam pertempuran ini. Dengan pertaruhan setinggi gunung, nasib politik di sini tak pernah terduga.
- Mendegradasi Politik di Pemilu 2024: Tantangan Amanah atau Godaan Materi?
- Dibalik Drama Surat Tugas: KPU Bolmut Menghalangi Wartawan atau Cuma Kebingungan?
- Staf Ahli: Pahlawan Tanpa Disguise dalam Panggung Perangkat Daerah!
- Menelusuri Jejak Tradisi Pangkas Rambut ‘Ba Gunting Dulu So Bagula’: Sebuah Perjalanan Nostalgia