Bulan Ramadan, di Arab Saudi, bukan hanya tentang ibadah, tapi juga tentang perayaan rasa dan budaya. Seiring datangnya bulan suci ini, negara itu bersiap-siap menyambut lonjakan konsumsi kurma yang tak tertandingi.
Sebuah laporan menunjukkan bahwa kurma tidak hanya menjadi camilan, tapi juga simbol penting dalam kehidupan sehari-hari di Saudi. Bahkan, pada bulan Ramadan, sekitar 40% dari seluruh konsumsi kurma dalam setahun terjadi. Ini bukan sekadar buah, melainkan bagian tak terpisahkan dari tradisi dan kebiasaan Muslim.
Tidak heran jika setiap rumah tangga mengalokasikan dana besar, mulai dari SR1.000 hingga SR2.000, untuk menyambut bulan suci ini dengan kurma yang berkualitas. Kurma tidak hanya mengenyangkan tubuh yang telah menahan lapar dan haus sepanjang hari, tetapi juga memiliki makna spiritual yang dalam bagi umat Islam.
Namun, kurma tidak hanya menjadi perbincangan di dalam negeri. Arab Saudi juga telah menempatkan dirinya sebagai produsen utama kurma di dunia. Dengan produksi tahunan mencapai 1,5 juta ton, negara ini bahkan berhasil mencapai swasembada. Ekspor kurma meningkat pesat, mencapai SR1,2 miliar pada tahun 2022, menunjukkan betapa pentingnya buah ini di pasar global.
Tapi, apa yang membuat kurma Saudi begitu istimewa? Ternyata, tidak hanya dalam bentuk buah segar, kurma telah diubah menjadi tablet manis dan bergizi yang disukai anak-anak. Dengan berbagai rasa dan warna, tablet ini adalah inovasi baru yang menarik perhatian.
Lebih dari sekadar buah, kurma juga menjadi sumber inspirasi untuk produk-produk baru. Seorang inovator Saudi, Saud Al Quseibi, telah menciptakan minuman bernutrisi tinggi dari daun kurma, yang dia beri nama “Safcha”. Dengan kandungan protein, serat, vitamin, dan mineral yang kaya, minuman ini adalah perpaduan sempurna antara tradisi dan inovasi.
Jadi, sambutlah bulan Ramadan dengan semangat dan cita rasa yang khas. Di balik setiap kurma terdapat cerita panjang tradisi, inovasi, dan kehidupan yang kaya makna dari Arab Saudi.
