Sukseskan Pilkada Serentak, Rabu 27 November 2024

bLOG Waktu
Advertisement
Boltim

Demi Target Vaksinasi COVID-19, Dinkes Boltim Diduga Abaikan Keselamatan Warga

Advertisement

Tutuyan, WAKTU.news – Demi mengejar target capaian vaksinasi COVID-19, Dinas Kesehatan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur diduga cenderung mengabaikan keselamatan warga.

Pasalnya, setelah beberapa waktu lalu seorang remaja bernama Marsyadia Saputri Paputungan alias Caca, pingsan usai di vaksin. Kini giliran Sahida Mokoagow, harus dilarikan ke rumah sakit lantaran mengalami kejang-kejang usai di vaksin COVID-19.

Advertisement

Sahida yang telah memasuki lanjut usia itu diketahui mengikuti program vaksinasi COVID-19 massal di Kantor Desa Motongkad Tengah, pada Selasa, (26/10/2021) kemarin.

Namun, tak lama setelah pulang kerumah usai pemberian vaksin dosis pertama, perempuan berumur 63 tahun ini tiba-tiba mengalami kejang-kejang hingga tak sadarkan diri.

Advertisement

Hal itu membuat salah satu Pemerhati Kesehatan Masyarakat di Kabupaten Boltim, Ismail Mokodompit, merasa prihatin. Ia menyayangkan sikap para tenaga kesehatan yang diberi amanah sebagai pelaksana vaksinator, disinyalir kurang memperhatikan keselamatan warga penerima vaksin.

“Perlu diingat, ini sudah bicara soal keselamatan nyawa manusia, jangan abai. Buat apa kita mencari sehat, tapi ujung-ujungnya malah sakit” ucap Ucap Ismail.

Meskipun hanya sebagian kecil warga yang mengalami hal buruk semacam itu, kata Ismail, tetapi kejadian tersebut tidak lantas dianggap sebagai sesuatu biasa-biasa saja.

“Saya harap para petugas vaksinator mengacu pada pemeriksaan secara detail, jangan hanya terkesan mengejar target, terus langsung main tusuk,” kata Ismail.

Advertisement

Dinkes Boltim menurut Ismail, perlu menambahkan formulasi baru agar para calon penerima vaksin dapat mengetahui jelas mengenai riwayat penyakit masing-masing, bukan hanya berdasarkan keterangan dari para penerima vaksin itu sendiri.

“Kalau belum layak divaksin ya jangan, karena masing-masing imum orang berbeda-beda. Apalagi jika penerima memiliki riwayat penyakit darah tinggi, kalau dipaksakan ini sangat bebahaya,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Boltim, Eko Marsidi, ketika dikonfirmasi mengatakan, bahwa pasien tersebut mempunyai riwayat penyakit kejang-kejang.

“Sekarang sudah ditangani di Rumah Sakit Kota Kotamobagu dan sudah normal,” kata Eko Marsidi, Rabu (27/10/2021) pagi tadi.

Ketika ditanyai upaya Dinkes Boltim guna menghindari terjadinya hal serupa, tidak memberikan komentar lebih. Ia hanya menyampaikan bahwa proses skrining sangat bergantung kepada kejujuran pasien tentang riwayat penyakitnya sendiri. (aah)

Advertisement

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button